Joji, Ayat-ayat Cinta, de el el
Tau nggak cerita Aragorn & Arwen? Arwen itu anaknya Elrond. Sedang Aragorn, karena ayahnya meninggal di usia muda, maka dia dipelihara oleh Elrond.
Sedang ini kebalik, Rifanka itu cewek, anak saudara perempuannya Arwen, eh … Poppy. Hehe. Sedang yang cowok, asli anaknya Poppy, namanya Joji, er…George Eldarion Syafrishah Thambris (sp). Begitu baca ceritanya, yang sering dikasih ASI juga sama Arwen, entah kenapa jadi inget cerita Aragorn-Arwen (asli! Bukan Haris-Poppy, hehe)
**********
Aku rada kesusahan bikin resensi “Ayat-ayat Cinta”. Nggak tau kenapa, aku begitu tersepona, … terpesona, hehe, pada kisah ini. Seperti aku ada di Mesir sungguhan. Seperti aku jadi Fahri. Padahal aku kan cewek…
Memang ada beberapa kesalahan ketik yang mungkin tak ter-edit. Seperti ‘Madame Nadia’ di bab 31. Kalau nggak salah itu menunjuk pada ‘Madame Nahed’, kenapa di bab 31 mendadak jadi Madame Nadia? Trus di hlm 391, kalau nggak salah itu kan Maria lagi bersaksi, kenapa ngomongnya ‘kira-kira pukul tiga lebih sepuluh menit Maria menelepon ke salah satu temannya…’ lho, yang lagi ngomong kan Maria? Apa bukan maksudnya ‘Noura’ bukan ‘Maria’?
Aku nggak merhatiin yang lain. Mudah-mudahan nggak ada yang lain. Soalnya sayang kalau buku sebagus ini editannya kurang merhatiin hal-hal seperti itu.
Trus di bab 12-15, Fahrinya kena meningitis… Duh, serasa riwayat kehidupanku berputar kembali… Pas baca Fahri mulai ngerasa senut-senut di kepalanya, trus memaksakan keluar padahal pusing banget, ke sana ke mari, kemudian akhirnya tumbang, rasanya riwayat penyakit ambu berulang. Cuma, bedanya Fahri kena Meningitis Meningokoccal, meningitis akibat virus. Meningitis ini bisa terjadi pada siapa saja, dan bisa sembuh karena kekuatan tubuh sendiri, karena stamina dan daya tahan yang bagus. Kalau ambu, kena Meningitis Bakterium…
Trus, akhirnya aku tahu artinya ‘Lc’! Biasanya aku suka liat ustad-ustad pakai singkatan itu di ujung namanya. Waktu itu secara berseloroh aku pikir ‘Lc’ itu singkatan ‘Lulusan Cairo’. *bletags* Hehe.. Ternyata ‘Licence’, sebuah gelar yang mungkin setara dengan S1. Atau sarjana muda?
Yah, aku coba bikin deh resensinya …
**********
Waktu aku lagi browsing *ciee* katalog buku di toko buku Ultimus, aku nemu ini:
Sebuah Rumah untuk Tuan Biswas
VS Naipaul
Penerbit Jalasutra
75.000 diskon 49% jadi 38.000
dan
Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas
VS Naipaul
Penerbit Pendulum
57.000 diskon 19% jadi 46.000
Kok bisa ya? Aku juga pernah liat hal yang seperti ini pada buku-buku lain. Bukannya hak menerjemahkan ada pada satu penerbit? Apa boleh seperti ini? Siapa yang dapet copyright-nya? Atau nggak usah pakai copyright? Kan kalau jadi seperti ini, mulailah perang harga, diskon aja sampai setengahnya gitu. Nggak tau sih siapa yang nerjemahin, kalau aku mungkin lebih memilih yang terjemahannya enak biarpun harganya lebih mahal …
**********
Kalau nggak salah. Kalau nggak salah, aku pertama baca karya dari penulis Jepang itu Totto-Chan, trus … eh, nggak deng. Pertama baca Musashi, waktu masih cerita bersambung di Kompas. Trus kemarin-kemarin baca Kappa-nya Ryunosuke Akutagawa, juga Keindahan dan Kesedihan-nya Yasunari Kawabata. Eits, tunggu dulu, waktu kecil aku sering didongengin ‘Momotaro’ itu dongeng Jepang kan ya?
Sekarang aku pengen baca lagi karya-karya penulis Jepang. Atau Korea. Atau Cina. Tapi bukan cerita komik atau cerita silat. Bukan, bukan maksudku merendahkan, aku juga suka The Condor Heroes sama The Return of Condor Heroes. Tapi, aku lagi pengen liat karya-karya tulisan mereka, seperti apa sih?
Sedang ini kebalik, Rifanka itu cewek, anak saudara perempuannya Arwen, eh … Poppy. Hehe. Sedang yang cowok, asli anaknya Poppy, namanya Joji, er…George Eldarion Syafrishah Thambris (sp). Begitu baca ceritanya, yang sering dikasih ASI juga sama Arwen, entah kenapa jadi inget cerita Aragorn-Arwen (asli! Bukan Haris-Poppy, hehe)
**********
Aku rada kesusahan bikin resensi “Ayat-ayat Cinta”. Nggak tau kenapa, aku begitu tersepona, … terpesona, hehe, pada kisah ini. Seperti aku ada di Mesir sungguhan. Seperti aku jadi Fahri. Padahal aku kan cewek…
Memang ada beberapa kesalahan ketik yang mungkin tak ter-edit. Seperti ‘Madame Nadia’ di bab 31. Kalau nggak salah itu menunjuk pada ‘Madame Nahed’, kenapa di bab 31 mendadak jadi Madame Nadia? Trus di hlm 391, kalau nggak salah itu kan Maria lagi bersaksi, kenapa ngomongnya ‘kira-kira pukul tiga lebih sepuluh menit Maria menelepon ke salah satu temannya…’ lho, yang lagi ngomong kan Maria? Apa bukan maksudnya ‘Noura’ bukan ‘Maria’?
Aku nggak merhatiin yang lain. Mudah-mudahan nggak ada yang lain. Soalnya sayang kalau buku sebagus ini editannya kurang merhatiin hal-hal seperti itu.
Trus di bab 12-15, Fahrinya kena meningitis… Duh, serasa riwayat kehidupanku berputar kembali… Pas baca Fahri mulai ngerasa senut-senut di kepalanya, trus memaksakan keluar padahal pusing banget, ke sana ke mari, kemudian akhirnya tumbang, rasanya riwayat penyakit ambu berulang. Cuma, bedanya Fahri kena Meningitis Meningokoccal, meningitis akibat virus. Meningitis ini bisa terjadi pada siapa saja, dan bisa sembuh karena kekuatan tubuh sendiri, karena stamina dan daya tahan yang bagus. Kalau ambu, kena Meningitis Bakterium…
Trus, akhirnya aku tahu artinya ‘Lc’! Biasanya aku suka liat ustad-ustad pakai singkatan itu di ujung namanya. Waktu itu secara berseloroh aku pikir ‘Lc’ itu singkatan ‘Lulusan Cairo’. *bletags* Hehe.. Ternyata ‘Licence’, sebuah gelar yang mungkin setara dengan S1. Atau sarjana muda?
Yah, aku coba bikin deh resensinya …
**********
Waktu aku lagi browsing *ciee* katalog buku di toko buku Ultimus, aku nemu ini:
Sebuah Rumah untuk Tuan Biswas
VS Naipaul
Penerbit Jalasutra
75.000 diskon 49% jadi 38.000
dan
Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas
VS Naipaul
Penerbit Pendulum
57.000 diskon 19% jadi 46.000
Kok bisa ya? Aku juga pernah liat hal yang seperti ini pada buku-buku lain. Bukannya hak menerjemahkan ada pada satu penerbit? Apa boleh seperti ini? Siapa yang dapet copyright-nya? Atau nggak usah pakai copyright? Kan kalau jadi seperti ini, mulailah perang harga, diskon aja sampai setengahnya gitu. Nggak tau sih siapa yang nerjemahin, kalau aku mungkin lebih memilih yang terjemahannya enak biarpun harganya lebih mahal …
**********
Kalau nggak salah. Kalau nggak salah, aku pertama baca karya dari penulis Jepang itu Totto-Chan, trus … eh, nggak deng. Pertama baca Musashi, waktu masih cerita bersambung di Kompas. Trus kemarin-kemarin baca Kappa-nya Ryunosuke Akutagawa, juga Keindahan dan Kesedihan-nya Yasunari Kawabata. Eits, tunggu dulu, waktu kecil aku sering didongengin ‘Momotaro’ itu dongeng Jepang kan ya?
Sekarang aku pengen baca lagi karya-karya penulis Jepang. Atau Korea. Atau Cina. Tapi bukan cerita komik atau cerita silat. Bukan, bukan maksudku merendahkan, aku juga suka The Condor Heroes sama The Return of Condor Heroes. Tapi, aku lagi pengen liat karya-karya tulisan mereka, seperti apa sih?
4 Comments:
"ayat-ayat cinta" udah baca, dipinjemin temen, tp karena terpesona dan membuat kita jadi lebih dekat dgn sang pencipta, akhirnya mutusin beli untuk koleksi.
highly recommended!
By eka, at 7:09 AM
Huehehehe....nama Joji nongol di blog-nya Ambu!
'Ayat-ayat Cinta' bagus banget kah? Jadi pengen baca. Kapan ya? Setelah satu, dua, tiga...enam buku baruku selesai dibaca? Walah!
By Arwen Undomiel, at 7:18 PM
To Eka: Bagus ya? Pengen baca novel kang Abik yang lain ..
To Arwen: Bagus banget. Enam buku baru? Hmm, urutan antriannya diubah aja ya? Hehe..
By ambudaff, at 8:53 AM
Ayat2 Cinta.. hihi. kmrn nenekku nitip tuh buku waktu sekeluarga lagi ke Gramedia. Eh tapi lagi kosong. Ya sudah. Kalo aku akhirnya dapet Subject:Re. Bagus deh, blm selese seh :D
By Anonymous, at 12:03 AM
Post a Comment
<< Home