Taksi.. oh taksi..
Selasa kemarin ada demo taksi. Masalah lama, masalah taksi Blue Bird. Mereka yangtergabung dalam Gabungan Solidaritas Pengemudi Taksi Indonesia (GSPTI) menuntut macem-macem yang akhirnya sih maunya Blue Bird nggak diijinin narik di Bandung.
Aneh sih sekarang.
Mereka yang terbiasa narik nggak pake argo, yang taksinya butut, yang supirnya nggak sopan, nggak suka bukain pintu, nggak suka ngangkatin barang, pada protes. Mereka nuntut Blue Bird pake tarif buka pintu atas (Rp. 5000 sementara mereka Rp. 4.ooo). Mereka nuntut Blue Bird cuma narik 100 taksi, dari 200 taksi yang ada.
Itu udah diturutin sama Blue Bird, dan mereka masih macem-macem. Mereka maunya: Blue Bird nggak boleh narik, gitu kali.
Ya penumpang juga milih atuh. Mereka lebih suka Blue Bird meski tarifnya lebih mahal. Bandingkan taksi lain, ibu mertuaku pernah ditolak sama pengemudi taksi lain hanya karena dia minta dianter ke Kopo. Alesannya: Kopo kan macet.
Lha, kalau pake argo yang bener, biar macet kan argonya jalan. Untung padahal. Ini malahan nggak mau, karena mereka udah menerapkan tarif. Non-argo.
Minggu kemarin ambu panggilin Blue Bird ke Kopo, dan hanya Rp. 29.000. Supirnya turun dulu, naikin tas penumpang yang padahal cuma satu dan ringan/kecil. Bayangin, penumpang kira-kira milih yang mana?
Dan soal demo kemarin, GSPTI gembar-gembor bahwa mereka akan demo dengan 700 unit taksi dan 1500 pengemudi. Nyatanya, hanya 70 pengemudi. Paguyuban Pengemudi Taksi Kota Bandung menolak ikut demo. Mereka mengatakan, Blue Bird sudah memenuhi peraturan. Lagipula, 3 pengemudi PPTKB yang ditahan saat demo pertama dulu, tidak diurusi oleh GSPTI. GSPTI cuma mau demo-nya aja, kalau ada yang mesti diurusin kaya' gitu mereka angkat tangan.
Jadi, sebenarnya GSPTI itu mau apa sih?
Aneh sih sekarang.
Mereka yang terbiasa narik nggak pake argo, yang taksinya butut, yang supirnya nggak sopan, nggak suka bukain pintu, nggak suka ngangkatin barang, pada protes. Mereka nuntut Blue Bird pake tarif buka pintu atas (Rp. 5000 sementara mereka Rp. 4.ooo). Mereka nuntut Blue Bird cuma narik 100 taksi, dari 200 taksi yang ada.
Itu udah diturutin sama Blue Bird, dan mereka masih macem-macem. Mereka maunya: Blue Bird nggak boleh narik, gitu kali.
Ya penumpang juga milih atuh. Mereka lebih suka Blue Bird meski tarifnya lebih mahal. Bandingkan taksi lain, ibu mertuaku pernah ditolak sama pengemudi taksi lain hanya karena dia minta dianter ke Kopo. Alesannya: Kopo kan macet.
Lha, kalau pake argo yang bener, biar macet kan argonya jalan. Untung padahal. Ini malahan nggak mau, karena mereka udah menerapkan tarif. Non-argo.
Minggu kemarin ambu panggilin Blue Bird ke Kopo, dan hanya Rp. 29.000. Supirnya turun dulu, naikin tas penumpang yang padahal cuma satu dan ringan/kecil. Bayangin, penumpang kira-kira milih yang mana?
Dan soal demo kemarin, GSPTI gembar-gembor bahwa mereka akan demo dengan 700 unit taksi dan 1500 pengemudi. Nyatanya, hanya 70 pengemudi. Paguyuban Pengemudi Taksi Kota Bandung menolak ikut demo. Mereka mengatakan, Blue Bird sudah memenuhi peraturan. Lagipula, 3 pengemudi PPTKB yang ditahan saat demo pertama dulu, tidak diurusi oleh GSPTI. GSPTI cuma mau demo-nya aja, kalau ada yang mesti diurusin kaya' gitu mereka angkat tangan.
Jadi, sebenarnya GSPTI itu mau apa sih?
0 Comments:
Post a Comment
<< Home