Sekolah Alam
Pertama parkirnya jauh. Dan cuma buat se-mobil. Terus abah jalan berkeliling, dan dia menemukan bahwa lokasi ini pas berada di bawah DIII-Fisip! Jadi, kita bisa parkir di Fisip, dan jalan –agak jauh—ke lokasi. Satu keuntungan: nggak bisa buat pamer mobil, hehe…
Setelah jalan di jalan setapak beberapa ratus meter (motor bisa masuk) lalu kita turun ke tangga batu. Kalau buat orang normal, mudah-mudah saja. Buatku, masih harus dibantu sedikit. Tetapi, … keren banget. Ada beberapa saung di sana. Bertingkat. Pakai nama, Suku Dani, misalnya, dll.
Masuklah kita ke Sekolah Alam. Sekolah yang berwawasan alam. Memang sih, timbul rasa sangsi. Bisa tidak dia mengajarkan seluruh kurikulum Diknas, dengan cara seperti ini? Lalu, anak pasti enjoy atas semuanya, tapi bagaimana kalau dia sudah lulus, dan masuk SMP biasa? Pasti dia tidak terbiasa.
Begitu masuk, aku inget Tomoe Gakuen. Sekolahnya Totto-chan. Persis! Cuma nggak belajar di gerbong kereta aja. Kalau anak-anak masuk, lalu mereka akan berdoa, membaca Iqra, trus guru akan menulis jadwal pelajaran hari ini. Matematika, Bahasa Indonesia, dll. Trus anak-anak tinggal milih, mau yang mana. Kalau mau main dulu juga boleh. Kalau mau menyelesaikan pelajaran dulu, boleh. Pokoknya bebas.
Trus, ada pelajaran wirausaha. Karena di sana jauh dari tukang jajanan (asyik! Hehe..) maka jajanan dibuat oleh anak-anak. Mereka yang jual, mereka yang beli. Dan diajarkan, kalau bahan-bahan harganya sekian, maka baru bisa dapat untung kalau dijual sekian.
Hehe.. kaya’ Devina. Dia sekarang jualan, itu tuh, sosis yang digulung mie. Semua masuk perhitungan, harga sosis, mie, trus ada perhitungan harga minyak dan gas, lalu dia juga mesti bayar kalau pakai tenaga bi Entin. Dari itu, dia dapet untung sekitar 3000 per-bungkus sosis. Hehe, belajar usaha.. Trus, dia pertama kali bawa dagangannya, gratis. Perkenalan dulu. Kalau aku jual ini 500, mau pada beli nggak? Eh, ya ampun, besok-besoknya begitu dia dateng, udah pada ngerubungin. Trus pada pesan buat besoknya. Apalagi kalau hari Sabtu, ada yang pesan 30 potong, ada 40 potong … Hehe..
Kembali ke Sekolah Alam. Mereka belajar nyangkul, beternak bebek, sampai ikan. Lalu, setiap Rabu ada outing. Mereka main flying fox, itu lho yang meluncur dari ketinggian, berhenti di rumah pohon, turun melingkar. Main crocodile beach, yang nyebrang di atas air, kalau salah melangkah masuk ke air. Ambu, ambu .. aku tenggelam, hehe .. airnya aja cuma sepinggang dia.
Di sekolahnya nggak ada seragam, jadi mereka biasa main/belajar dengan baju yang paling butut, biar bebas mau kukurusukan juga. Totto-chan bener, kan? Hihi..
Trus, mereka kalau naik ojek mau belanja, pas pulang, uangnya kurang. Tinggal bilang saja sama tukang ojeknya, mang uangnya kurang. Beres. Besok-lusa baru dibayar. Tukang ojeknya udah ngerti kok. Hehe.. Tapi mereka bayar, lho.
Senengnya. Tapi, jauhnyaaa … Kalau memang pengen, bisa sih diusahain, abah kerja di atas, anak-anak sekolah di sini, ambu pindah rumahnya. Hehe.. Bisa sit-in dulu, nyoba, hari Senin sampai Rabu, Rabunya outing. 100 ribu sekali sit-in (3 hari itu). Trus tingkatannya play group (3 hari seminggu) TK (Senin-Jumat) dan SD (Senin-Jumat). Biayanya cukup lumayan, sih, nggak gede-gede amat. Mereka pakai katering untuk makan, dan jemputan (tergantung jarak). Tapi kaya’nya anak-anak puas banget…
Tiap Minggu pertama dan ketiga mereka ngadain outing seperti ini. Anak-anak udah seneng aja, ke sini lagi ya? Penuh harap. Hehe.. Gurunya bilang, nanti pasti kena penyakit menular. Iya. Penyakit nggak mau pulang, hehe..
Alamatnya:
Sekolah Alam Bandung
Jl Dago Pojok, Kp Tanggulan, no 115
Bandung 40135
Telp 022-70723121
Email info@sekolahalam.com
http://www.sekolahalam.com
Sayang kabel data nggak ada, aku mau mindahin gambar dari tustel… Seru lho..!
*****
Pernah tahu nama latinnya pohon angsana? Ternyata Pterocarpus sp. Mirip dengan nama burung purba, ya? Hehe..
*****
Hari Sabtu lalu, aku ke pak Agus. Dia baru pulang dari tempat praktek yang di Bandung. Pakai bajunya sih kemeja merah bata, tetapi jaketnya hitam. Kaya’ Snape pisan… hehe
Setelah jalan di jalan setapak beberapa ratus meter (motor bisa masuk) lalu kita turun ke tangga batu. Kalau buat orang normal, mudah-mudah saja. Buatku, masih harus dibantu sedikit. Tetapi, … keren banget. Ada beberapa saung di sana. Bertingkat. Pakai nama, Suku Dani, misalnya, dll.
Masuklah kita ke Sekolah Alam. Sekolah yang berwawasan alam. Memang sih, timbul rasa sangsi. Bisa tidak dia mengajarkan seluruh kurikulum Diknas, dengan cara seperti ini? Lalu, anak pasti enjoy atas semuanya, tapi bagaimana kalau dia sudah lulus, dan masuk SMP biasa? Pasti dia tidak terbiasa.
Begitu masuk, aku inget Tomoe Gakuen. Sekolahnya Totto-chan. Persis! Cuma nggak belajar di gerbong kereta aja. Kalau anak-anak masuk, lalu mereka akan berdoa, membaca Iqra, trus guru akan menulis jadwal pelajaran hari ini. Matematika, Bahasa Indonesia, dll. Trus anak-anak tinggal milih, mau yang mana. Kalau mau main dulu juga boleh. Kalau mau menyelesaikan pelajaran dulu, boleh. Pokoknya bebas.
Trus, ada pelajaran wirausaha. Karena di sana jauh dari tukang jajanan (asyik! Hehe..) maka jajanan dibuat oleh anak-anak. Mereka yang jual, mereka yang beli. Dan diajarkan, kalau bahan-bahan harganya sekian, maka baru bisa dapat untung kalau dijual sekian.
Hehe.. kaya’ Devina. Dia sekarang jualan, itu tuh, sosis yang digulung mie. Semua masuk perhitungan, harga sosis, mie, trus ada perhitungan harga minyak dan gas, lalu dia juga mesti bayar kalau pakai tenaga bi Entin. Dari itu, dia dapet untung sekitar 3000 per-bungkus sosis. Hehe, belajar usaha.. Trus, dia pertama kali bawa dagangannya, gratis. Perkenalan dulu. Kalau aku jual ini 500, mau pada beli nggak? Eh, ya ampun, besok-besoknya begitu dia dateng, udah pada ngerubungin. Trus pada pesan buat besoknya. Apalagi kalau hari Sabtu, ada yang pesan 30 potong, ada 40 potong … Hehe..
Kembali ke Sekolah Alam. Mereka belajar nyangkul, beternak bebek, sampai ikan. Lalu, setiap Rabu ada outing. Mereka main flying fox, itu lho yang meluncur dari ketinggian, berhenti di rumah pohon, turun melingkar. Main crocodile beach, yang nyebrang di atas air, kalau salah melangkah masuk ke air. Ambu, ambu .. aku tenggelam, hehe .. airnya aja cuma sepinggang dia.
Di sekolahnya nggak ada seragam, jadi mereka biasa main/belajar dengan baju yang paling butut, biar bebas mau kukurusukan juga. Totto-chan bener, kan? Hihi..
Trus, mereka kalau naik ojek mau belanja, pas pulang, uangnya kurang. Tinggal bilang saja sama tukang ojeknya, mang uangnya kurang. Beres. Besok-lusa baru dibayar. Tukang ojeknya udah ngerti kok. Hehe.. Tapi mereka bayar, lho.
Senengnya. Tapi, jauhnyaaa … Kalau memang pengen, bisa sih diusahain, abah kerja di atas, anak-anak sekolah di sini, ambu pindah rumahnya. Hehe.. Bisa sit-in dulu, nyoba, hari Senin sampai Rabu, Rabunya outing. 100 ribu sekali sit-in (3 hari itu). Trus tingkatannya play group (3 hari seminggu) TK (Senin-Jumat) dan SD (Senin-Jumat). Biayanya cukup lumayan, sih, nggak gede-gede amat. Mereka pakai katering untuk makan, dan jemputan (tergantung jarak). Tapi kaya’nya anak-anak puas banget…
Tiap Minggu pertama dan ketiga mereka ngadain outing seperti ini. Anak-anak udah seneng aja, ke sini lagi ya? Penuh harap. Hehe.. Gurunya bilang, nanti pasti kena penyakit menular. Iya. Penyakit nggak mau pulang, hehe..
Alamatnya:
Sekolah Alam Bandung
Jl Dago Pojok, Kp Tanggulan, no 115
Bandung 40135
Telp 022-70723121
Email info@sekolahalam.com
http://www.sekolahalam.com
Sayang kabel data nggak ada, aku mau mindahin gambar dari tustel… Seru lho..!
*****
Pernah tahu nama latinnya pohon angsana? Ternyata Pterocarpus sp. Mirip dengan nama burung purba, ya? Hehe..
*****
Hari Sabtu lalu, aku ke pak Agus. Dia baru pulang dari tempat praktek yang di Bandung. Pakai bajunya sih kemeja merah bata, tetapi jaketnya hitam. Kaya’ Snape pisan… hehe
0 Comments:
Post a Comment
<< Home