Blognya si Ambu

Thursday, March 24, 2005

Hari ini adalah ..

Lain ujang, lain nyai
Lain layung, lain langit
Tapi seuneu ngabela-bela di langit
Kota urang dayeuh bandung keur dihuru
Duh, dibumihanguskeun
Ku saha kota dihuru?
Apan ku bapa sorangan
Anu iklas saba leuweung, tibatan dijajah deungeun
Teu suka!
Ulah ujang, ulah nyai
Ulah bingung bingung balik
Ayeuna teh pan urang can perlu balik
Kota urang dayeuh bandung ditinggalkeun
Emh. Rido teh teuing
Ku saha kota ditilar?
Da bongan direbut musuh
Anu rek ngajajah urang
Nu datang ti tanah sabrang
Walanda
Hayu ujang, hayu nyai
Hayu ngamuk maju jurit
Ayeuna teh pan urang keur perang jurit
Banda urang patekadan, duh .. jeung bambu runcing
Keur saha urang berjuang?
Apan keur poe isukan
Lamun hidep geus sawawa
Masing nyaho kecap bangga
Masing nyaho kecap bagja
Merdeka!
(Lain Layung Lain Langit – Mang Koko/Wahyu Wibisana)

24 Maret adalah Hari Bandung Lautan Api…

***********


Indonesia adalah negara ke-3 yang memiliki angka penderita Tuberkulosa. Negara yang terbesar adalah India dan Cina. Tapi itu adalah angka dari mereka yang melapor dan berobat. Diperkirakan sepertiga penduduk telah tertular Mycobacterium tuberculosis.

Penyebab penyakit ini karena tertular bakteri Mtb, yang merupakan bakteri berbentuk batang, lurus atau sedikit bengkok seperti kurva. Sebagian besar tubuh bakteri ini terdiri dari asam lemak (lipid) sehingga termasuk dalam Bakteri Tahan Asam (BTA).

Obat yang dipergunakan ialah kombinasi dari isoniazid, rifampisin, hidrazida isonikotinat (INH)-ethionamide, streptomycin, pyrazinamide, dan ethambotul. Obat ini murah, mudah didapat, tetapi harus dikonsumsi secara terus-menerus minimal 6 bulan. Kalau tidak, maka bakteri Mtb itu akan kebal, dan terpaksa minum obat yang lebih mahal dan lebih sulit didapat, juga secara terus-menerus. Sebagai gambaran, aku minum Rifampicin dan Pyrazinamide secara S-K-S (hehe, jadi inget masa kuliah. Bukan, bukan itu, sekarang artinya adalah Senin-Kamis-Sabtu) jumlahnya tidak lebih dari 20.000 rupiah. Itu obat yang aku minum. Kalau ada yang dari keluarga tidak mampu, bisa minta obat gratis dari Puskesmas. Sebagai gambaran, seorang janda yang berobat dari Pusat Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) diminta datang dua minggu sekali untuk mengambil obatnya dan kontrol. Kontrol gratis, obat gratis, dan malah dapat beras 10 kg dan uang 5.000. Dia hanya diminta minum obatnya secara terus menerus, tanpa putus.

TB nya sendiri sekarang sudah berkembang (mutan) sehingga mampu menyerang apa saja. Atau mungkin memang dari dulu juga sudah mutan, tapi baru diketahui sekarang. Sehingga sekarang dikenal TB Kulit, TB Tulang, dan yang paling parah adalah yang sepertiku, TB selaput otak. Yang bikin dokterku heran ialah, di paru-paru justru bersih. Logikanya, di paru-paru ada, lalu ada di selaput otak. Sebab yang masuk di selapu otak itu pasti sudah lama bersarang di tubuhku, setelah sekian lama dorman trus baru hidup dan masuk ke selaput otak. Masuk ke selaput otak itu susah, lho, kata dokterku.

Nah, 24 Maret ini adalah Hari Tuberkulosis se-Dunia …
O, ya, ini juga dapat dibaca di Pikiran Rakyat, Media Indonesia, dan Kompas

0 Comments:

Post a Comment

<< Home