Ringkasan berita... ^_^
Makanya jangan suka parno!
Euh, kenapa inih? Hihi.. Ambu dari kemarin ngomel-ngomel aja.
Gini, sekarang kan lagi musim permen ber-formalin. Ribut ke mana-mana. Wong permennya dari jaman mana… (Sampai-sampai kemarin ada artikel tentang permen jahe, Ambu kira artikel tentang permen susu ber-formalin, hehe. Betewe, permen jahe itu masih suka ada kok di Bandung juga, biasanya di Toserba Yogya/Griya masih suka ada)
Nah, beberapa hari kemarin, di running text-nya MetroTV ada berita, bahwa ada sederetan produk yang juga berformalin. Abah langsung curinghak (eh, bahasa Indonesianya apa ya? Hihi) dan ngelarang kami pake produk—roduk itu, padahal itu semuanya produk yang kami pakai, odol P, shampo S varian X buat Ambu, shampo S varian Y buat Devina, Shampo C varian Z untuk Daffa…
Waktu itu Ambu langsung nyeplos sendiri: Lha, ini kan bukan produk yang dimakan, mau pake formalin juga nggak apa-apa? Yang nggak boleh pakai formalin itu kan makanan?
Lalu beberapa hari kemudian ada beritanya di Pikiran Rakyat (lupa tanggalnya, jadi mau nyari juga susah ^_^) bahwa produk pasta gigi dan shampo itu aman-aman saja, karena kadar formalinnya di bawah 2%.
Dan, tadi pagi ada di Good Morning. Jelas sudah.
Formalin, atau lebih dikenal dengan formaldehyde kalau anda mencarinya di bagian ingredients pasta gigi atau shampo, itu ibaratnya kita makan pakai garam atau gula. Kalau kita tidak pakai garam (atau gula untuk makanan yang manis) kan tiis. Ga kerasa apa-apa. Tapi, kalau kita makan sup semangkuk dengan garam 1 kg, nah itu baru...
Formaldehyde sendiri ada dalam kehidupan kita sehari-hari, ada di udara, ada dalam buah-buahan, jadi nggak bisa sok bersih dan nggak mau memakai produk yang ada kandungan formaldehyde-nya. Kita nggak boleh paranoid akan satu bahan kimia tertentu (mentang-mentang ada rumus kimianya, inget entry-nya Catshade, Dihidrogen Monoksida, wekekek.. ) Formaldehyde itu sendiri dipakai untuk membantu mempersatukan unsur-unsur dalam produk (odol, shampo), apa namanya ya? Pokoknya kalau ga pake formaldehyde, jadi ancur.
Trus, karena sifatnya yang desinfektan, formaldehyde digunakan untuk menghindarkan produk dari kuman. Bayangkan shampo yang mestinya untuk membersihkan rambut, malah ga bersih... Dan selain itu, odol, shapo, dll, itu kan produk luar? Maksudnya, produk yang digunakan untuk tubuh bagian luar. Makanya kita harus berkumur sampai bersih, makanya kita harus mengguyur rambut sampai bersih, berarti dengan demikian formaldehyde itu terbilas habis.
Jadi?
Jangan suka paranoid! Begitu ada permen dilarang karena pakai formali, semua-mua yang pakai formalin trus aja nggak boleh dipakai. Lha, kalau permen sih jelas, nggak boleh pakai formalin, makanan. Kalau produk non-makanan sih gapapa.
***
Kemaren nerjemahin The Prince’s Tale, dan ada kata toerag. Arti katanya sih ngerti waktu baca, tapi waktu mau ditulis artinya, waktu diterjemahin, ternyata ga ada di kamus. Di Reference-nya Yahoo juga ga ada.
Baru nemu di sini dan ternyata memang kata buhun, kata kuno ^_^
Ehm, kemarin nulis 10 hal tentang HaPe, ternyata ketinggalan satu lagi. Ambu nyetel alarm setiap jam 04.30 pagi, dan juga nyetel calendar untuk nandain yang ulangtahun, juga sepagi itu. Jadi, kalau kalian ulang tahun dan nerima SMS subuh-subuh dari Ambu, hihi.. itu karena Ambu baru diingetin sama reminder HaPe ^_^
***
Ada yang pernah denger lagu Welcome To The Black Parade-nya MY CHEMICAL ROMANCE? Ambu denger kok jadi serasa denger ‘Pada hari Minggu kuturut ayah ke kota…”
*ditimpuks penggemar MCR*
***
Kalau kita memakai bahasa Melayu sebagai bahasa nasional, karena bahasa itu dipakai oleh sebagian besar penduduk, dan untuk penduduk yang lain, bahasa ini relatif mudah penggunaannya.
Tapi di Timor Leste, yang notabene penduduknya sebagian besar menggunakan bahasa Indonesia, sebagian besar lagi menggunakan bahasa Tetun, ternyata bahasa yang dipakai untuk bahasa nasional adalah bahasa Portugis! Sama aja denan kalau kita dipaksa pakai bahasa Belanda untuk bahasa nasional kita.
Rosihan Anwar menuliskannya untuk kita
***
Sekarang udah tanggal 16 Agustus 2007. Biasanya bendera harus dikibarkan sejak ... 15 Agustus kalau ga salah.
Dan harusnya, bendera dikibarkan jam 6 pagi, jam 6 sore diturunkan. Tapi kebanyakan membiarkan bendera dikibarkan selama 3 hari itu berturut-turut. Malah sudah lewat masa mengibarkan bendera juga masih saja dikibarkan. Berarti ga ada perhatian kan?
Tapi, sekarang bendera di halaman depan Ambu ada kemungkinan termasuk bendera yang dikibarkan sampe malem. Soalnya benderanya tidak dikerek, tapi yang diiket langsung di tiang, dan tiangnya didirikan, persis seperti image di “Flags of Our Fathers”, wekekek.. Jadi mesti nunggu Abah pulang dulu baru bisa menurunkan bendera ^_^
***
Tadi juga nonton, lomba-lomba 17-an yang aneh-aneh. Tapi bagus, untuk menambah kemesraan suami istri. Ada yang pertandingan sepakbola suami-istri, tapi suami dan istri tidak terpisahkan, dimasukkan ke dalam satu sarung, wekekek. Tapi keren, jadi suami ga boleh egois dan lari sendiri ke mana-mana ngejar bola, tapi mesti memikirkan istrinya juga.
Trus ada lagi lomba suami menggendong istri di punggung (bahasa Sunda-na: ngagandong, red) dan berlari ke ujung lintasan, istri ngambil bendera tanpa turun, trus balik lagi ke awal. Hihi, lucu banget, suaminya harus kuat tuh, walau istrinya bertubuh subur juga.. dan lintasannya di kolam, semacam lumpur gitu, jadi jatuh ya jatuh dan basah deh semuanya ^_^
***
Ah, udah ah, mau nongton PERSIB duluh..
Euh, kenapa inih? Hihi.. Ambu dari kemarin ngomel-ngomel aja.
Gini, sekarang kan lagi musim permen ber-formalin. Ribut ke mana-mana. Wong permennya dari jaman mana… (Sampai-sampai kemarin ada artikel tentang permen jahe, Ambu kira artikel tentang permen susu ber-formalin, hehe. Betewe, permen jahe itu masih suka ada kok di Bandung juga, biasanya di Toserba Yogya/Griya masih suka ada)
Nah, beberapa hari kemarin, di running text-nya MetroTV ada berita, bahwa ada sederetan produk yang juga berformalin. Abah langsung curinghak (eh, bahasa Indonesianya apa ya? Hihi) dan ngelarang kami pake produk—roduk itu, padahal itu semuanya produk yang kami pakai, odol P, shampo S varian X buat Ambu, shampo S varian Y buat Devina, Shampo C varian Z untuk Daffa…
Waktu itu Ambu langsung nyeplos sendiri: Lha, ini kan bukan produk yang dimakan, mau pake formalin juga nggak apa-apa? Yang nggak boleh pakai formalin itu kan makanan?
Lalu beberapa hari kemudian ada beritanya di Pikiran Rakyat (lupa tanggalnya, jadi mau nyari juga susah ^_^) bahwa produk pasta gigi dan shampo itu aman-aman saja, karena kadar formalinnya di bawah 2%.
Dan, tadi pagi ada di Good Morning. Jelas sudah.
Formalin, atau lebih dikenal dengan formaldehyde kalau anda mencarinya di bagian ingredients pasta gigi atau shampo, itu ibaratnya kita makan pakai garam atau gula. Kalau kita tidak pakai garam (atau gula untuk makanan yang manis) kan tiis. Ga kerasa apa-apa. Tapi, kalau kita makan sup semangkuk dengan garam 1 kg, nah itu baru...
Formaldehyde sendiri ada dalam kehidupan kita sehari-hari, ada di udara, ada dalam buah-buahan, jadi nggak bisa sok bersih dan nggak mau memakai produk yang ada kandungan formaldehyde-nya. Kita nggak boleh paranoid akan satu bahan kimia tertentu (mentang-mentang ada rumus kimianya, inget entry-nya Catshade, Dihidrogen Monoksida, wekekek.. ) Formaldehyde itu sendiri dipakai untuk membantu mempersatukan unsur-unsur dalam produk (odol, shampo), apa namanya ya? Pokoknya kalau ga pake formaldehyde, jadi ancur.
Trus, karena sifatnya yang desinfektan, formaldehyde digunakan untuk menghindarkan produk dari kuman. Bayangkan shampo yang mestinya untuk membersihkan rambut, malah ga bersih... Dan selain itu, odol, shapo, dll, itu kan produk luar? Maksudnya, produk yang digunakan untuk tubuh bagian luar. Makanya kita harus berkumur sampai bersih, makanya kita harus mengguyur rambut sampai bersih, berarti dengan demikian formaldehyde itu terbilas habis.
Jadi?
Jangan suka paranoid! Begitu ada permen dilarang karena pakai formali, semua-mua yang pakai formalin trus aja nggak boleh dipakai. Lha, kalau permen sih jelas, nggak boleh pakai formalin, makanan. Kalau produk non-makanan sih gapapa.
***
Kemaren nerjemahin The Prince’s Tale, dan ada kata toerag. Arti katanya sih ngerti waktu baca, tapi waktu mau ditulis artinya, waktu diterjemahin, ternyata ga ada di kamus. Di Reference-nya Yahoo juga ga ada.
Baru nemu di sini dan ternyata memang kata buhun, kata kuno ^_^
TOE-RAG***
[Q] From Tessa Huyshe: “Toe-rag or tow-rag? I can’t find it in any dictionary, slang dictionary or Fowler’s. What’s the derivation?”
[A] Aha, another term from that inexhaustible store of rude British slang expressions (though it is also well-known in Australia). It means that the person addressed is contemptible or worthless, a scrounger. Though it can be a relatively mild insult among friends, you should avoid saying it to strangers unless you want a
smack in the mush or a punch up the bracket.
The original form — in the nineteenth century — was toe rag. It referred to the strips of cloth that convicts or tramps wrapped around their feet as an inadequate substitute for socks. The first recorded use is by J F Mortlock in his Experiences of a Convict of 1864: “Stockings being unknown, some luxurious men wrapped round their feet a piece of old shirting, called, in language more expressive than elegant, a
‘toe-rag’ ”. It didn’t take long to become a term of abuse — in 1875 a book on British circus life said that “Toe rags is another expression of contempt ... used ... chiefly by the lower grades of circus men, and the acrobats who stroll about the country, performing at fairs”.
It seems to have come to wider British knowledge and use from the 1970s on, largely because it was aired in the ITV police series The Sweeney about the London mobile detective force called the flying squad (rhyming slang: flying squad = Sweeney Todd, the demon barber of Fleet Street), a programme that delighted in using London slang.
The tow-rag spelling is sometimes seen because people have lost the link to the original sense, long since obsolete.
Ehm, kemarin nulis 10 hal tentang HaPe, ternyata ketinggalan satu lagi. Ambu nyetel alarm setiap jam 04.30 pagi, dan juga nyetel calendar untuk nandain yang ulangtahun, juga sepagi itu. Jadi, kalau kalian ulang tahun dan nerima SMS subuh-subuh dari Ambu, hihi.. itu karena Ambu baru diingetin sama reminder HaPe ^_^
***
Ada yang pernah denger lagu Welcome To The Black Parade-nya MY CHEMICAL ROMANCE? Ambu denger kok jadi serasa denger ‘Pada hari Minggu kuturut ayah ke kota…”
*ditimpuks penggemar MCR*
***
Kalau kita memakai bahasa Melayu sebagai bahasa nasional, karena bahasa itu dipakai oleh sebagian besar penduduk, dan untuk penduduk yang lain, bahasa ini relatif mudah penggunaannya.
Tapi di Timor Leste, yang notabene penduduknya sebagian besar menggunakan bahasa Indonesia, sebagian besar lagi menggunakan bahasa Tetun, ternyata bahasa yang dipakai untuk bahasa nasional adalah bahasa Portugis! Sama aja denan kalau kita dipaksa pakai bahasa Belanda untuk bahasa nasional kita.
Rosihan Anwar menuliskannya untuk kita
***
Sekarang udah tanggal 16 Agustus 2007. Biasanya bendera harus dikibarkan sejak ... 15 Agustus kalau ga salah.
Dan harusnya, bendera dikibarkan jam 6 pagi, jam 6 sore diturunkan. Tapi kebanyakan membiarkan bendera dikibarkan selama 3 hari itu berturut-turut. Malah sudah lewat masa mengibarkan bendera juga masih saja dikibarkan. Berarti ga ada perhatian kan?
Tapi, sekarang bendera di halaman depan Ambu ada kemungkinan termasuk bendera yang dikibarkan sampe malem. Soalnya benderanya tidak dikerek, tapi yang diiket langsung di tiang, dan tiangnya didirikan, persis seperti image di “Flags of Our Fathers”, wekekek.. Jadi mesti nunggu Abah pulang dulu baru bisa menurunkan bendera ^_^
***
Tadi juga nonton, lomba-lomba 17-an yang aneh-aneh. Tapi bagus, untuk menambah kemesraan suami istri. Ada yang pertandingan sepakbola suami-istri, tapi suami dan istri tidak terpisahkan, dimasukkan ke dalam satu sarung, wekekek. Tapi keren, jadi suami ga boleh egois dan lari sendiri ke mana-mana ngejar bola, tapi mesti memikirkan istrinya juga.
Trus ada lagi lomba suami menggendong istri di punggung (bahasa Sunda-na: ngagandong, red) dan berlari ke ujung lintasan, istri ngambil bendera tanpa turun, trus balik lagi ke awal. Hihi, lucu banget, suaminya harus kuat tuh, walau istrinya bertubuh subur juga.. dan lintasannya di kolam, semacam lumpur gitu, jadi jatuh ya jatuh dan basah deh semuanya ^_^
***
Ah, udah ah, mau nongton PERSIB duluh..
0 Comments:
Post a Comment
<< Home