Keterlaluan
Beritanya diambil dari liputan6.com, tapi Ambu menontonnya di stasiun TV yang lain, sedari kemarin. Ambu nggak liat ada di Pikiran Rakyat online, mungkin kelewat ^^
Mengapa keterlaluan?
Kalau FPI mau menggerebek lokasi PSK sih, sebodo amat. Tapi, kalau merazia warung-warung/pedagang makanan yang buka selagi bulan puasa? Apa dasar hukumnya?
Secara hukum Islam itu nggak ada yang bilang: selama bulan puasa janganlah kamu berdagang makanan matang. Ga ada kan?
Lalu konsumennya, mungkin dia non-muslim, mungkin dia memang tidak sedang berpuasa (wanita yang sedang berhalangan, yang mencarikan makanan untuk yang sedang sakit dan tidak berpuasa, untuk anak-anak kecil yang tidak kuat berpuasa). Kalau ada muslim yang makan saat itu, ya salah mereka sendiri. Bukankah sudah menjadi kebiasaan bahwa warung-warung/rumah makan yang seperti itu selalu memakai penghalang agar tidak jelas terlihat?
Lalu, untuk apa katanya mereka (FPI) itu berpuasa, kalau mereka tidak bisa menahan hawa napsunya, dan menghancur-hancurkan jongko, roda tempat berdagang? Harus diulangi: tempat mereka mencari nafkah. Ambu lihat di televisi, kaca dihancurkan, roda dijungkirbalikkan. Syaitan memang mudah mengganggu, juga dengan yang mengatas namakan Islam dan syariat Islam.
Lagipula, menurut Ambu, justru ujian bagi seseorang yang sedang berpuasa adalah dengan melihat makanan/orang yang sedang makan. Kita jadi pengen nggak? Kalau bisa cuek melihat orang lain makan, berarti kita memang sedang berpuasa. Kalau melihat orang lain makan, dan kita jadi ingin makan (kabita, Sunda), lalu ribut melarang orang membawa dan memakan makanan di depan kita, itu sama saja puasa tanpa ada ujian. Berat mana, puasa tanpa ada godaan, dengan puasa di tengah-tengah godaan?
Jadi jiga puasa budak leutik atuh ari kitu mah...
Mengapa keterlaluan?
Kalau FPI mau menggerebek lokasi PSK sih, sebodo amat. Tapi, kalau merazia warung-warung/pedagang makanan yang buka selagi bulan puasa? Apa dasar hukumnya?
Secara hukum Islam itu nggak ada yang bilang: selama bulan puasa janganlah kamu berdagang makanan matang. Ga ada kan?
Lalu konsumennya, mungkin dia non-muslim, mungkin dia memang tidak sedang berpuasa (wanita yang sedang berhalangan, yang mencarikan makanan untuk yang sedang sakit dan tidak berpuasa, untuk anak-anak kecil yang tidak kuat berpuasa). Kalau ada muslim yang makan saat itu, ya salah mereka sendiri. Bukankah sudah menjadi kebiasaan bahwa warung-warung/rumah makan yang seperti itu selalu memakai penghalang agar tidak jelas terlihat?
Lalu, untuk apa katanya mereka (FPI) itu berpuasa, kalau mereka tidak bisa menahan hawa napsunya, dan menghancur-hancurkan jongko, roda tempat berdagang? Harus diulangi: tempat mereka mencari nafkah. Ambu lihat di televisi, kaca dihancurkan, roda dijungkirbalikkan. Syaitan memang mudah mengganggu, juga dengan yang mengatas namakan Islam dan syariat Islam.
Lagipula, menurut Ambu, justru ujian bagi seseorang yang sedang berpuasa adalah dengan melihat makanan/orang yang sedang makan. Kita jadi pengen nggak? Kalau bisa cuek melihat orang lain makan, berarti kita memang sedang berpuasa. Kalau melihat orang lain makan, dan kita jadi ingin makan (kabita, Sunda), lalu ribut melarang orang membawa dan memakan makanan di depan kita, itu sama saja puasa tanpa ada ujian. Berat mana, puasa tanpa ada godaan, dengan puasa di tengah-tengah godaan?
Jadi jiga puasa budak leutik atuh ari kitu mah...
4 Comments:
Turut prihatin dengan kekerasan yang (sering) dilakukan oleh mereka yang mengatasnamakan Islam. Prihatin dan geram!
Saya setuju sama Ambu.
By Anonymous, at 4:10 PM
dari dulu tiap denger aksi mereka bawaan saya panas, mbu. suka anarkis enggak jelas... =_=
By Anonymous, at 4:40 PM
heeh, mengatasnamakan islam lagi.... harusnya rumah mereka yang diancurin..... BETUL??
By om_katim, at 11:56 AM
Weh...
Masa sampe sebegitunya. Bener-bener keterlaluan itu mah. Mengatasnamakan Islam pula. Merusak nama agama.
*kecewa*
Kan kalo orang mencari nafkah itu sah-sah aja asalkan halal. Kalo memang halal, kenapa harus di hancurkan begitu?
Yeah, saya setuju ama Ambu
By Anonymous, at 9:30 PM
Post a Comment
<< Home