Macem-macem... lagi :P
Kenapa kita sekarang suka niru-niru orang luar (baca: Barat) dalam merayakan sesuatu? Dari dulu juga udah ada, nyiram yang ulang tahun dengan air selokan, atau menceburkannya sekalian, tapi sekarang semakin menjadi-jadi. Ada yang khusus bawa telur (dan bukan telur busuk lagi) lalu ada yang bawa terigu, entah bahan apa lagi, dan semakin gila adalah melempar dengan kue. Kuenya tentu harus kue ulangtahunnya (atau perayaan apapun itu) dan semakin empuk semakin baik, apalagi dengan krim yang menghiasi.
Kalau kita lihat film-flm jaman Charlie Chaplin dan ada lempar-lemparan kue, itu memang dari dulu, dan kebanyakan itu kue isinya memang krim. Tapi kue ulang tahun? Yang empuk dan enak? Plis deh!
Ambu yang rasanya bisa, cukup mampu untuk beli kue semacam itu, jadi merasa sayang, lebar, kalau kue semacam itu dilempar-lemparkan. Bukannya dinikmati.
Bayangin kalau kamu jadi pembuat kuenya, meski dibeli juga, bukan dapet ngasih, tapi setelah dipotong bukannya dimakan, malah dipake lempar-lemparan. Teu ngahargaan pisan!
Selain tidak menghargai pembuat kue, juga tidak memandang bahwa ada banyak orang yang tidak semujur kita, jangankan beli kue tart, beli beras aja nggak bisa!
Apalagi seperti PERSIB, yang keberadaanya disorot orang. Yang orang banyak tahu, bahwa PERSIB bisa berlaga tahun ini dan tahun-tahun sebelumnya karena ada APBD. Dan ada juga yang menyatakan bahwa, Liga tahun depan boikot saja karena tidak diberi dana dari APBD, lalu ada yang bilang, mending dikeluarkan dari anggaran bantuan sosial.
Coba pikir!
Dana dari dan untuk rakyat, bukan dari pengusaha pribadi, yang seharusnya bisa mendanai rakyat miskin. Ini dipakai untuk menggaji pemain bola, dan mendanai kegiatannya yang salah satunya adalah memubazirkan makanan! Hal kecil, tapi menusuk hati rakyat!
Mending kalau PERSIB-nya menang terus!
Tolong ini dipikirkan, ini bukan benci pada PERSIB, tapi justru ikut memikirkan agar PERSIB benar-benar menjadi milik rakyat, yang segala tindak-tanduknya mengena di hati rakyat.
*****
Supernatural season 1 akan segera berakhir. Trans7 akan menayangkan terus sampai ke season 3 nggak ya? Jangan seperti Avatar, dipotong gitu, Buku 2 aja nggak selesai, padahal sekarang sudah sedang memutar Buku 3. Oh, dasar nasib, pemakai tipi gratisan … hihi.. Abis tipi gratisan aja nggak semua ketonton, cuma sekian channel aja perasaan anak-anak udah nonton sepanjang waktu (bohong! Kami hanya nonton Naruto/Global, dan Ambu nonton Selamat Pagi/Trans7, Good Moorning/Trans, kadang acara highlight sepakbola nasional/Trans7 dan anteve kalau kemarinnya ada pertandingan PERSIB, dan sorenya nonton berita, malemnya Supranatural, dan kalau ada Devina, nonton drama Asia di Indosiar ... wekekek, banyak juga tuh! *dzigh! Ambu ditimpuks*)
Kembali ke laptop dan menulis untuk NaNo! Ehehe, maksudnya, kembali ke tujuan semula, Supernatural. Ada perbedaan yang mendasar pada pengumpulan data yang dilakukan Dean dan Sam.
Pada saat Dean dan Sam hanya berdua saja, mereka menggunakan pengumpulan data yang logis. Perpustakaan (duh, meni bikin ngiler. Kota kecil/desa aja punya perpustakaan yang keren dan segala data ada apalagi tentang kota/desa itu dari waktu lampau), ngobrol sama orang-orang yang mjungkin berkenaan dengan subyek, dan lain sebagainya.
Tapi kalau ada John, ada bapaknya, maka bagaimana cara mereka mencari tahu? Mengapa X? Karena Y. Kenapa Y? Karena Dad bilang begitu.
Dan Dean yang biasanya bilang begitu, sedang Sam fungsinya sebagai perantara keingintahuan penonton, kenapa X? Kenapa bisa Y? Dan Dean dengan enteng bisa bilang, karena Dad bilang begitu. Karena Dad sekarang ada bersama mereka, mereka bisa nanya, kenapa bisa Y? Karena sudah kukumpulkan dari dulu bahwa blablablabla...
Jadi, di episode vampir itu nggak ada adegan Dean atau Sam nyari data di perpustakaan! Padahal itu yang paling bikin Ambu ngiri! Desa atau kota kecil aja punya perpustakaan yang keren. Ada yang pakai pembaca suratkabar (apa sih namanya, di mana semua keluaran koran dimasukkan ke situ, dan kalau kita pengen baca, tinggal pencet alatnya, nggak usah ngebolak-balik koran yang biasanya udah lapuk) ada juga yang hanya mengumpullkan koran lokalnya, tapi lengkap banget walau koran tanggal berapa aja ada, dan bisa diminta salinannya! Jadi inget dulu di perpustakaan Asia Afrika, di jl Merdeka dulu, susah banget minta dibikinin fotocopynya! Mudah-mudahan sekarang nggak gitu, mudah-mudahan sekarang lebih baik (bukan lebih jelek ya!).
*****
Tadi pagi gosip baik di tipi maupun koran penuh dengan berita Maia yang nyamper anak-anaknya yang lagi suting, dan dengan alasan si Dul-nya yang lagi sakit tapi dipaksa suting, ia membawa pulang ketiga anaknya.
Euh, bukan mau ngomentarin tingkahlaku Maia, tapi pengen ngomentarin bajunya. Karena nyetel channel X yang muncul Maia, pindah ke channel Y yang muncul Maia juga, makanya bajunya jadi kelihatan.
Jadi seperti Hokage ke-5! Seperti ini:
Liatin belahan dadanya. Hihi!
Wordcount (MS Word): 730
*ditimpuks Myu! Sana, nulis lagi buat NaNo! Hihi*
Kalau kita lihat film-flm jaman Charlie Chaplin dan ada lempar-lemparan kue, itu memang dari dulu, dan kebanyakan itu kue isinya memang krim. Tapi kue ulang tahun? Yang empuk dan enak? Plis deh!
Ambu yang rasanya bisa, cukup mampu untuk beli kue semacam itu, jadi merasa sayang, lebar, kalau kue semacam itu dilempar-lemparkan. Bukannya dinikmati.
Bayangin kalau kamu jadi pembuat kuenya, meski dibeli juga, bukan dapet ngasih, tapi setelah dipotong bukannya dimakan, malah dipake lempar-lemparan. Teu ngahargaan pisan!
Selain tidak menghargai pembuat kue, juga tidak memandang bahwa ada banyak orang yang tidak semujur kita, jangankan beli kue tart, beli beras aja nggak bisa!
Apalagi seperti PERSIB, yang keberadaanya disorot orang. Yang orang banyak tahu, bahwa PERSIB bisa berlaga tahun ini dan tahun-tahun sebelumnya karena ada APBD. Dan ada juga yang menyatakan bahwa, Liga tahun depan boikot saja karena tidak diberi dana dari APBD, lalu ada yang bilang, mending dikeluarkan dari anggaran bantuan sosial.
Coba pikir!
Dana dari dan untuk rakyat, bukan dari pengusaha pribadi, yang seharusnya bisa mendanai rakyat miskin. Ini dipakai untuk menggaji pemain bola, dan mendanai kegiatannya yang salah satunya adalah memubazirkan makanan! Hal kecil, tapi menusuk hati rakyat!
Mending kalau PERSIB-nya menang terus!
Tolong ini dipikirkan, ini bukan benci pada PERSIB, tapi justru ikut memikirkan agar PERSIB benar-benar menjadi milik rakyat, yang segala tindak-tanduknya mengena di hati rakyat.
*****
Supernatural season 1 akan segera berakhir. Trans7 akan menayangkan terus sampai ke season 3 nggak ya? Jangan seperti Avatar, dipotong gitu, Buku 2 aja nggak selesai, padahal sekarang sudah sedang memutar Buku 3. Oh, dasar nasib, pemakai tipi gratisan … hihi.. Abis tipi gratisan aja nggak semua ketonton, cuma sekian channel aja perasaan anak-anak udah nonton sepanjang waktu (bohong! Kami hanya nonton Naruto/Global, dan Ambu nonton Selamat Pagi/Trans7, Good Moorning/Trans, kadang acara highlight sepakbola nasional/Trans7 dan anteve kalau kemarinnya ada pertandingan PERSIB, dan sorenya nonton berita, malemnya Supranatural, dan kalau ada Devina, nonton drama Asia di Indosiar ... wekekek, banyak juga tuh! *dzigh! Ambu ditimpuks*)
Kembali ke laptop dan menulis untuk NaNo! Ehehe, maksudnya, kembali ke tujuan semula, Supernatural. Ada perbedaan yang mendasar pada pengumpulan data yang dilakukan Dean dan Sam.
Pada saat Dean dan Sam hanya berdua saja, mereka menggunakan pengumpulan data yang logis. Perpustakaan (duh, meni bikin ngiler. Kota kecil/desa aja punya perpustakaan yang keren dan segala data ada apalagi tentang kota/desa itu dari waktu lampau), ngobrol sama orang-orang yang mjungkin berkenaan dengan subyek, dan lain sebagainya.
Tapi kalau ada John, ada bapaknya, maka bagaimana cara mereka mencari tahu? Mengapa X? Karena Y. Kenapa Y? Karena Dad bilang begitu.
Dan Dean yang biasanya bilang begitu, sedang Sam fungsinya sebagai perantara keingintahuan penonton, kenapa X? Kenapa bisa Y? Dan Dean dengan enteng bisa bilang, karena Dad bilang begitu. Karena Dad sekarang ada bersama mereka, mereka bisa nanya, kenapa bisa Y? Karena sudah kukumpulkan dari dulu bahwa blablablabla...
Jadi, di episode vampir itu nggak ada adegan Dean atau Sam nyari data di perpustakaan! Padahal itu yang paling bikin Ambu ngiri! Desa atau kota kecil aja punya perpustakaan yang keren. Ada yang pakai pembaca suratkabar (apa sih namanya, di mana semua keluaran koran dimasukkan ke situ, dan kalau kita pengen baca, tinggal pencet alatnya, nggak usah ngebolak-balik koran yang biasanya udah lapuk) ada juga yang hanya mengumpullkan koran lokalnya, tapi lengkap banget walau koran tanggal berapa aja ada, dan bisa diminta salinannya! Jadi inget dulu di perpustakaan Asia Afrika, di jl Merdeka dulu, susah banget minta dibikinin fotocopynya! Mudah-mudahan sekarang nggak gitu, mudah-mudahan sekarang lebih baik (bukan lebih jelek ya!).
*****
Tadi pagi gosip baik di tipi maupun koran penuh dengan berita Maia yang nyamper anak-anaknya yang lagi suting, dan dengan alasan si Dul-nya yang lagi sakit tapi dipaksa suting, ia membawa pulang ketiga anaknya.
Euh, bukan mau ngomentarin tingkahlaku Maia, tapi pengen ngomentarin bajunya. Karena nyetel channel X yang muncul Maia, pindah ke channel Y yang muncul Maia juga, makanya bajunya jadi kelihatan.
Jadi seperti Hokage ke-5! Seperti ini:
Liatin belahan dadanya. Hihi!
Wordcount (MS Word): 730
*ditimpuks Myu! Sana, nulis lagi buat NaNo! Hihi*
5 Comments:
Aduh, coba kuenya jangan dilempar, kirim aja baik-baik ke sini. :-D
By Anonymous, at 12:46 AM
Iya, kan mending dikirimin ke yang lagi ngidam, hihi..
By ambudaff, at 1:07 PM
...kayak Hokage ke-5?
Mwakakaka xD
By Anonymous, at 8:48 PM
Muscat: wekekek juga~
By ambudaff, at 10:29 AM
Aih, sayah juga sering nonton pilem itu, Mbu :p Soalnya sayah suka Jared Padalecki, yang jadi Dean juga oke. Tapi lebih tepatnya nonton sih, karena Jared mirip dengan gebetanku yang baru. Huehuehuue..
By herda, at 6:33 PM
Post a Comment
<< Home