Hehe, mcem-macem lagi ..
Kemaren, nulis sambil emosi :P
Tapi ada yang lupa ditulis.
Kenapa Ambu bisa seyakin itu pada yang namanya Takdir?
Karena Ambu mengalaminya.
Waktu tahun 2004, Ambu kena meningitis, dan lumpuh sebelah. Setelah dirawat di Rumah sakit selama 2 bulan, dibolehkan pulang dengan catatan dalam waktu 2 minggu harus operasi. Tengkprak dibuka, masukin selang, selang hubungkan dengan lambung, untuk membuang cairan. Selama sekitar 6 bulan harus hidup sangat higienis kalau nggak bisa dibilang steril.
Tapi kami tidak melakukannya. Abah nggak mau dokter buka-buka kepala dengan hasil yang belum jelas (50%-50%, dan kebanyakan yang tidak meninggal juga berakhir dengan lumpuh seluruh badan). Lalu kami ke akupunturis, plus pijat refleksi, tiap hari selama beberapa bulan.
Pertama kali kontrol ke dokter bedah, dua minggu setelah pulang dari rumah sakit, Ambu jalan (meski tertatih-tatih) dari mobil ke ruang praktek dokter, dan dokternya bingung. Kok bisa jalan? Periksa sini-periksa sana, tes mata, nggak ada kerusakan. Logikanya, tempatkan jari telunjuk satu untuk setiap mata, jalankan dari jarak sekitar sejengkal sampai tepat di samping mata. Harusnya ada salah satu mata yang kehilangan penglihatan pada saat dua telunjuk itu berjalan. Mata sebelah kiri, karena yang lumpuh sebelah kanan. Tapi ini enggak, sampai dua telunjuk itu berada di samping mata, Ambu tetap dapat melihat biasa.
Sekarang Ambu harus tetap kontrol sebulan sekali, bukan ke dokter bedah, cukup ke dokter ahli penyakit dalam, tapi tetap saja dokternya geleng-geleng kepala. Karena secara teori, Ambu harusnya udah nggak ada! Tapi toh Ambu hanya kehilangan kemampuan untuk berlari (tapi masih bisa kok lari perlahan ngejar tukang sampah :P) dan masih bisa ikut NaNo sampai 50.000 kata dengan typo di sana-sini ^o^.
Karena itu Ambu percaya Dia Ada. Dan keajaiban itu ada. Dan Takdir juga ada. Karena tidak semua bisa diukur dengan teori manusia, dengan logika manusia, tapi hanya Kuasa Nya yang menentukan segalanya!
*****
*lirik Myu* hari Sabtu kemarin ke toko dan beli ini-itu, trus beli K*** K****. Tapi bukan yang ada Golden Compassnya. Soalnya, yang ada GC-nya itu yang biasa (yang coklat) sedang Daffa pengen yang Duo, coklat biasa dan coklat putih, dan belum ada hadiahnya.
Ini yang termakan iklan siapa sih? Anaknya malah beli sesuai kebutuhan, emaknya malah pengen Golden Compass
*ditimpuks*
*dikemplang*
*dicelupin ke dalam kuali mendidih*
*****
Hehe, dari kemarin pengen masang logo Republik Mimpi
Tapi ada yang lupa ditulis.
Kenapa Ambu bisa seyakin itu pada yang namanya Takdir?
Karena Ambu mengalaminya.
Waktu tahun 2004, Ambu kena meningitis, dan lumpuh sebelah. Setelah dirawat di Rumah sakit selama 2 bulan, dibolehkan pulang dengan catatan dalam waktu 2 minggu harus operasi. Tengkprak dibuka, masukin selang, selang hubungkan dengan lambung, untuk membuang cairan. Selama sekitar 6 bulan harus hidup sangat higienis kalau nggak bisa dibilang steril.
Tapi kami tidak melakukannya. Abah nggak mau dokter buka-buka kepala dengan hasil yang belum jelas (50%-50%, dan kebanyakan yang tidak meninggal juga berakhir dengan lumpuh seluruh badan). Lalu kami ke akupunturis, plus pijat refleksi, tiap hari selama beberapa bulan.
Pertama kali kontrol ke dokter bedah, dua minggu setelah pulang dari rumah sakit, Ambu jalan (meski tertatih-tatih) dari mobil ke ruang praktek dokter, dan dokternya bingung. Kok bisa jalan? Periksa sini-periksa sana, tes mata, nggak ada kerusakan. Logikanya, tempatkan jari telunjuk satu untuk setiap mata, jalankan dari jarak sekitar sejengkal sampai tepat di samping mata. Harusnya ada salah satu mata yang kehilangan penglihatan pada saat dua telunjuk itu berjalan. Mata sebelah kiri, karena yang lumpuh sebelah kanan. Tapi ini enggak, sampai dua telunjuk itu berada di samping mata, Ambu tetap dapat melihat biasa.
Sekarang Ambu harus tetap kontrol sebulan sekali, bukan ke dokter bedah, cukup ke dokter ahli penyakit dalam, tapi tetap saja dokternya geleng-geleng kepala. Karena secara teori, Ambu harusnya udah nggak ada! Tapi toh Ambu hanya kehilangan kemampuan untuk berlari (tapi masih bisa kok lari perlahan ngejar tukang sampah :P) dan masih bisa ikut NaNo sampai 50.000 kata dengan typo di sana-sini ^o^.
Karena itu Ambu percaya Dia Ada. Dan keajaiban itu ada. Dan Takdir juga ada. Karena tidak semua bisa diukur dengan teori manusia, dengan logika manusia, tapi hanya Kuasa Nya yang menentukan segalanya!
*****
*lirik Myu* hari Sabtu kemarin ke toko dan beli ini-itu, trus beli K*** K****. Tapi bukan yang ada Golden Compassnya. Soalnya, yang ada GC-nya itu yang biasa (yang coklat) sedang Daffa pengen yang Duo, coklat biasa dan coklat putih, dan belum ada hadiahnya.
Ini yang termakan iklan siapa sih? Anaknya malah beli sesuai kebutuhan, emaknya malah pengen Golden Compass
*ditimpuks*
*dikemplang*
*dicelupin ke dalam kuali mendidih*
*****
Hehe, dari kemarin pengen masang logo Republik Mimpi
Nantikan edisi spesial Supernatural :P yang sedang Ambu tulis ^o^
1 Comments:
2004?
Wah, waktu cepat berlalu, ya?
By Joan, at 6:42 PM
Post a Comment
<< Home