Ingin beda sendiri
Biasanya, itu ciri khas anak muda. Pengen beda sendiri. Nggak mau sama dengan orang lain. Karena kalau beda sendiri, akan lebih mudah mengidentifikasinya, dan ujung-ujungnya, orang yang lebih mudah diidentifikasi itu akan lebih eksis, gitu loh!
Dalam menulis--khususnya cerpen--lebih khusus lagi Fanfic--sekarang ada banyak penulis FF muda Indonesia yang menulis dalam genre slash. Kalau ditanya, apakah dalam kesehariannya mereka itu memang gay? Biasanya mereka lalu menepis buru-buru, kami straight kok, cuma pengen nulis yaoi/yuri aja .. Kenapa? Dengan menulis yaoi/yuri, mereka akan lebih diperhatikan, daripada menulis het. Untuk menulis het, tulisannya bener-bener harus bagus, baru diperhatikan.
Dengan menulis slash, mereka beda sendiri.
Satu lagi. Anak-anak kecil (kalau mau dibilang begitu) sekarang lebih muda lagi dalam memulai menulis dengan rating M. Ini Ambu baca di Infantrum:
Lalu kalau dihubungkan dengan kasus yang baru terjadi di HPI, ada anak bikin tulisan porno di salah satu thread FF. Udah dihapus sih, tapi kalau pengen baca ada di sini dan di sini. Yang terakhir itu bukan FF, cuma games, tapi kan sebel bacanya. Dan ... setelah ditelusuri, dia mengaku baru kelas 4! (mungkin kelas 5 sekarang ya?)
Mungkinkah ini juga pelepasan dari keinginan menjadi beda sendiri? Dianggapnya keren kan, anak kelas 4 udah bisa menulis FF dengan rating M! Terlepas apakah dia memang benar kelas 4... Tapi itu menyedihkan. Pathetic. Sekali.
Sama dengan anak-anak sekarang yang menyukai lagu-lagu untuk orang dewasa, menyukai sinetron untuk orang dewasa atau sinetron anak-anak isinya malah cinta-cintaan, itu nggak jauh dari keinginan kita untuk sama dengan orang yang di atas kita.
Karena orang dewasa itu keren, maka kita--anak kecil-- ingin seperti orang dewasa.
Ngomongnya.
Lagu yang didengarnya.
Film yang ditontonnya.
Bacaan yang dibacanya.
dan sebagainya...
Dan itu diperkuat lagi, kalau ada seseorang membaca bacaan anak-anak, maka akan segera dituding: "diiiih! Bacaannya anak kecil punya!" Kalau bersenandung lagu anak (padahal lagunya Sherina kecil atau Gita Gutawa susah tuh dinyanyiinnya! Jangan salah!), kalau menonton film anak... Pokoknya direndahkan aja!
Padahal lagu anak, film anak, bacaan anak, kebanyakan indah-indah. Tapi kebanyakan anak-anak yang cepet pengen besar ini tidak menyadarinya. Mereka memaksa diri untuk cepat besar, mereka memaksa diri untuk menjadi penulis cerita dewasa, pemain sinetron dewasa, penyanyi lagu dewasa...
Tidakkah mereka menyadari bahwa setiap sesuatu itu ada tempatnya agar dunia berputar dengan semestinya?
Dalam menulis--khususnya cerpen--lebih khusus lagi Fanfic--sekarang ada banyak penulis FF muda Indonesia yang menulis dalam genre slash. Kalau ditanya, apakah dalam kesehariannya mereka itu memang gay? Biasanya mereka lalu menepis buru-buru, kami straight kok, cuma pengen nulis yaoi/yuri aja .. Kenapa? Dengan menulis yaoi/yuri, mereka akan lebih diperhatikan, daripada menulis het. Untuk menulis het, tulisannya bener-bener harus bagus, baru diperhatikan.
Dengan menulis slash, mereka beda sendiri.
Satu lagi. Anak-anak kecil (kalau mau dibilang begitu) sekarang lebih muda lagi dalam memulai menulis dengan rating M. Ini Ambu baca di Infantrum:
apalagi kalo saia liat ada juga author2 baru yang -ngomongnya sih- masih berstatus sd -atau baru naik smp- yg -mungkin- mulai buat fic2 dengan rate M -bahkan R-itu seakan2 mengatakan bahwa 'author2 indo itu kecil2 udah buat kayak gitu yah?'
Lalu kalau dihubungkan dengan kasus yang baru terjadi di HPI, ada anak bikin tulisan porno di salah satu thread FF. Udah dihapus sih, tapi kalau pengen baca ada di sini dan di sini. Yang terakhir itu bukan FF, cuma games, tapi kan sebel bacanya. Dan ... setelah ditelusuri, dia mengaku baru kelas 4! (mungkin kelas 5 sekarang ya?)
Mungkinkah ini juga pelepasan dari keinginan menjadi beda sendiri? Dianggapnya keren kan, anak kelas 4 udah bisa menulis FF dengan rating M! Terlepas apakah dia memang benar kelas 4... Tapi itu menyedihkan. Pathetic. Sekali.
Sama dengan anak-anak sekarang yang menyukai lagu-lagu untuk orang dewasa, menyukai sinetron untuk orang dewasa atau sinetron anak-anak isinya malah cinta-cintaan, itu nggak jauh dari keinginan kita untuk sama dengan orang yang di atas kita.
Karena orang dewasa itu keren, maka kita--anak kecil-- ingin seperti orang dewasa.
Ngomongnya.
Lagu yang didengarnya.
Film yang ditontonnya.
Bacaan yang dibacanya.
dan sebagainya...
Dan itu diperkuat lagi, kalau ada seseorang membaca bacaan anak-anak, maka akan segera dituding: "diiiih! Bacaannya anak kecil punya!" Kalau bersenandung lagu anak (padahal lagunya Sherina kecil atau Gita Gutawa susah tuh dinyanyiinnya! Jangan salah!), kalau menonton film anak... Pokoknya direndahkan aja!
Padahal lagu anak, film anak, bacaan anak, kebanyakan indah-indah. Tapi kebanyakan anak-anak yang cepet pengen besar ini tidak menyadarinya. Mereka memaksa diri untuk cepat besar, mereka memaksa diri untuk menjadi penulis cerita dewasa, pemain sinetron dewasa, penyanyi lagu dewasa...
Tidakkah mereka menyadari bahwa setiap sesuatu itu ada tempatnya agar dunia berputar dengan semestinya?
2 Comments:
Eh, mkasih dah komen ke blog-saya.
Waks? Bertaun-taun? Bjubuneng, masi lepel duwa? Oo, ga papa, berjuang terus aja yeee....
Emang kak Ambu(or shall I call Mrs. Ambu?) domisilnya di kategori mana?
Kalo Sora di K&A. Komik dan Animasi, yang super-kondang karena banyak transmigran yang berasal dare seto loh...
Bener. Kalo FF M yg gaya bahasanya baek(bagus maksudnya) dan alurnya jelas, masih..Sora cinta baca tuh. Tapi ga pernah nulis...haha..
Mm..suka lemon bermutu? Coba deh 'Bath Roomies' by Sapingorok.moo.moo
Atau cari Don't Tell Anybody by HUD. Mantap dah. Yang pertama itu belom lemon sih...
Satu pertanyaan lagi, if you please?
Beneran ka Ambu housewife?
RSVP
By Yuu, at 12:16 PM
Weks, jadi takut MJ juga ikutan matang sebelum waktunya...
By Joan, at 8:53 PM
Post a Comment
<< Home