Eh, macem-macem aja deh..
Jadi inget buku Milton Chen (sp) kalau sudah begini. Itu, kasusnya Smack Down. Buku ini udah berpuluh tahun yang lalu, rasanya sudah sepuluh tahunan gitu, dan itu terjemahannya, berarti buku aslinya sudah lebih tua lagi.
Milton bilang kalau televisi itu benar-benar merasuk. Perumpamaannya adalah: apakah kita akan memasukkan orang asing ke dalam rumah dan mengajari anak-anak saling memukul dan menendang? Tidak kan? Tapi televisi bisa. Televisi akan memasukkan semua orang asing ke hadapan kita, dan mengajarkan macam-macam, menendang, memukul, dan berbagai hal lainnya.
Jadi, bukannya stasiun televisi yang harus menghentikan siarannya. Tapi kita yang harus menyaring. Pertama, jam nonton. Kalau sudah ditayangkan malam oleh Lativi, jangan maksa nonton. Kalau maksa nonton, itu kebangetan. Pokoknya anak-anak jam 9 harus sudah tidur. Jangan bangga dengan mengatakan bahwa anaknya cuam bisa tidur selewat jam 10.
Bayangkan kalau imbauan KPI dilaksanakan, hanya menyiarkan yang bernilai saja, televisi isinya pendidikan melulu. Lihat saja, Televisi Pendidikan Indonesia aja nggak bisa bertahan lama dengan konsep itu.. Lagian, kalau ga salah dulu Lativi slogannya sejenis: “siaran yang bernilai”, semacam itu ya?
Kedua, jumlah jam nonton. Satu jam sudah cukup, dua jam, yah .. bolehlah, tetapi yang kita lihat sekarang ini anak-anak sejak bangun sudah menyetel televisi, disuruh mandi males, mandinya sambil kamar mandi dibuka, dan mata mereka tetap ke televisi, makan di depan televisi, disuruh belajar cepet banget, biar bisa balik lagi ke depan tipi. Apalagi dengan siaran sekarangyang hampir 24 jam untuk anak-anak, televisi k abel juga ada yang khusus anak-anak. Memang aman, jadi anak-anak bisa nonton yang sudah dipilihkan, tapi jangan terus-terusan dong .. Milton Chen bilang, jam nonton itu kalau dikumpulkan, jumlahnya setahun sama dengan jam yang dipergunakan untuk belajar dari SD hingga Perguruan Tinggi. Bayangkan ..
Jadi kesimpulannya, stasiun TV harus menyaring acaranya, sehingga ada tayangan anak-anak, ada tayangan dewasa (termasuk sinetron yang bajunya terbuka plus ciuman di mana-mana, sinetron mistik, dan smack down itu). Dan orang tua harus bsa menyaring, anaknya hanya boleh nonton yang mana.
Soalnya film kartun juga ga semuanya bagus. Spongebob, coba, berapa kali dalam sehari. Sampai bosen ngeliatnya. Tapi yang seperti Dora/Diego itu, apalagi Diego, mendidik mencintai alam, cuma sekali ditayangkannya. Avatar, malah cuma dua kali seminggu. Detective Conan, Detective Q, cuma sekali seminggu. Kasihan ya, anak-anak kita?
Dan itu harus semua anak dijaga oleh orang tuanya. Sebab dengan pola nonton seperti sekarang, anak-anak yang nontonnya dijaga juga akan terkena imbasnya. Anak-anak juga jadi lebih ‘kasar’. Bener kan?
*****
Udah ah. Sekarang mau ngebicarain hal yang lain. Di Istana Bogor ada Rusa totol yang cantik itu. Ternyata di rumahku juga ada Rusa totol.
Er, … kucing totol ya? Salah ya? Hihi…
*****
Kok Bioskoptranstv, TheaterTV7, atau Indosiar belum ada yang menyiarkan film “Master and Commander”? Itu film bagus tuh, ambu dari dulu pengen nonton kalau ada tipi yang nyiarin, tetapi sampai sekarang belum ada aja..
*****
Di Reportase TransTV sekitar tgl 21 kemaren kalau ga salah, nontonnya juga lagi di dokter, ada berita di Semarang, ada anak Elang Jawa yang luka. Nampaknya sengaja, apa ditembak atau gimana. Pokoknya sayapnya sampai memar. Ga bisa terbang. Untung ketemu sama pecinta burung dan dibawa ke rumah sakit. Sampai dioperasi segala. Kasian, burung yang gagah (biarpun masih anak-anak) itu sampai ga berdaya.. Sekarang gimana ya nasibnya?
*****
Hihi, ini udah basi. Sesudah Bush pulang, di Pikiran Rakyat mang Ohle bilang gini:
^_^
*****
Biasanya anak-anak pengen j adi dokter, insinyur, dll. Tapi beberapa hari yang lalu, setelah kita lagi ngobrol-ngobrol, dan nyampe ke topik amal jariyah, amal yang terus mengalir walau orangnya sudah meninggal. Salah satunya adalah ilmuyang terus dimanfaatkan. Jadi kalau seorang guru mengajarkan sesuatu, selama itu dipake sama anak-anak didiknya, amal akan terus mengalir.
Devina bilang: Ambu, aku pengen jadi guru…
Amin.
*****
Merhatiin nggak adzannya Global TV? Ini udah lama banget, dari sejak Global TV tayang. Gambarnya melukiskan, anak-anak muda yang lagi main basket, yang lagi ngeband, yang lagi main PS, dan mereka semua mendengar suara adzan, lalu meninggalkan semuanya, pergi shalat.
Ini benar-benar menyentuh. Tidak seperti adzan di stasiun TV lainnya, dulu ilustrasinya itu orangtua yang pake baju koko putih pergi shalat ke masjid. Kesannya shalat itu hanya untuk orang tua dan hanya di masjid. Sedang ilustrasi Global TV ini kesannya shalat itu untuk semuanya, dan di mana saja. Itu kan yang harus disampaikan?
Untung sekarang banyak televisi yang sudah mengubah ilustrasi adzannya…
*****
Anak-anak memang cepet belajar. Kemarin Ambu sampai melongo denger omongan Daffa:
Duh, anak kecil udah tau LAN. Emaknya aja tau komputer itu udah mau skripsi..
Dan kalau dilihat-lihat, banyak yang dia kira:
- TV itu pasti berwarna. Nggak ada TV hitam putih dan ukurannya 14 inch
- TV itu (dan alat-alat lain) pasti pakai remote
- Tiap orang pasti punya HP. Dia belum punya karena masih kecil
Wekekekek…
*****
Ambu dan Abah sepakat mendidik anak sama. Ga ada pengistimewaan. Malahan anak laki-laki harus lebih keras, bukan lebih dimanja, karena dia akan jadi pemimpin dalam keluarga kelak. Tidak seperti keluarga tertentu, anak laki-laki diistimewakan karena dia nanti posisinya jadi pemimpin, lha nanti jadinya manja. Sudah ada contoh yang salah ^_^
Dan didukung juga oleh pemerintah. Pemerintah melalui gaji PNS hanya mengakui dua anak saja. Jadi, Daffa tidak diakui anak negara, hihi. Tunjangan anak kan hanya uintuk dua anak. Jadi, secara simbolis, kita bisa bilang ke Daffa: Karena kamu anak laki-laki, harus bekerja lebih keras, apalagi ga ditanggung negara.
Hihi. Meski anak perempuan juga harus berusaha keras, lho, di jaman sekarang seperti ini. Hare gene..
*****
Di Bandung akan ada Buslane. Udah digarisin kuning di Bypass. Tapi garisnya putus-putus, jadi masih boleh dipotong k alau lagi ngga ada bis-nya.
Kenapa buslane namanya? Kenapa di Jakarta Busway? Kenapa harus pake bahasa asing? Kenapa ga pake bahasa sendiri? Karena dalam bahasa Indonesia jadi panjang: Jalan khusus untuk bus.
Kenapa ga pake singkatan? Kan orang Indonesia jago bikin singkatan? Jadi, kamu mau pake apa ke Jatinangor? Pake JKUB. Cieee… Keren kan? *disambit*
*****
Lizamolly sekarang udah ga di Blora lagi! Sekarang ada di Cengkareng! Duh, pengen liat Naomi …
*****
Di lereng gunung Papandayan ada raksasa?
Coba, wartawan Daily Prophet ke sana dan liput! Kali aja ada Hagrid lagi tawar-menawar denagn kumpulan raksasa di sana. Pasti mereka mau membantu melenyapkan Voldemort. Kikikikik…
*****
Ini udah agak basi, tetapi inilah daftar minuman yang pake pengawet. Sekarang memang rada mengkhawatirkan, masa dengan minum sesuatu aja bisa batuk berhari-hari. Ternyata minuman yang iklannya menarik buat anak-anak itu isinya bahan pengawet melulu. Duh! Mending minum air putih aja..
*****
Mau ekstasi tetapi takut ketangkep? Pakai ekstasi yang ini, nggak ada di tes urine. Hihi, nanti Ambu malah ditangkep disangka pengedar, hihi..
*****
Pada musim kemarau ini, banyak tanah yang kering kerontang, belah-belah. Tetapi ternyata itu bukan semata karena panas. Tetapi penggunaan pupuk urea turut membantu pengeringan. Tanah yang diberi pupuk organik tetap hijau padahal nyiramnya sedikit karena airnya kurang.
Siapa sih yang bertanggung jawab? Dulu petani diharuskan pake urea, semakin banyak semakin bagus. Hasilnya kaya sekarang. Trus kita harus menekan harga beras, mesti masukan beras impor. Lha, kita ini kan negara pertanian, kalau petaninya pada miskin miskinlah semuanya. Warisan penjajahan, kalau pegawai negeri itu keren, bajunya bagus, kalau petani itu kotor, bajunga juga kotor, miskin lagi. Padahal petani itu pokok dari kehidupan kita. Jangan diiming-imingi jadi pegawai negeri, nanti siapa yang nanem padi? Sekarang nambah lagi: di mana nanem padi, karena tanahnya dijadiin pabrik…
Kasian ya kita?
*****
Ini udah lama, tetapi Ambu pengen protes. Penulisnya meneliti via internet. Entah cerita yang mana aja. Tetapi kesimpulannya, perempuan dalam cerita anak itu hanya ibu-ibu yang masak di rumah.
Lha, di majalah Bobo udah bertebaran cerita tentang ibu-ibu yang kerja, tentang ibu-ibu yang berusaha sendiri karena ayahnya ga ada apakah karena meninggal atau cerai. Udah ga tabu lagi nyebut-nyebut kata ”mereka bercerai”. Neliti nya kapan, mbak?
*****
Nah yang ini dari blogthing:
Milton bilang kalau televisi itu benar-benar merasuk. Perumpamaannya adalah: apakah kita akan memasukkan orang asing ke dalam rumah dan mengajari anak-anak saling memukul dan menendang? Tidak kan? Tapi televisi bisa. Televisi akan memasukkan semua orang asing ke hadapan kita, dan mengajarkan macam-macam, menendang, memukul, dan berbagai hal lainnya.
Jadi, bukannya stasiun televisi yang harus menghentikan siarannya. Tapi kita yang harus menyaring. Pertama, jam nonton. Kalau sudah ditayangkan malam oleh Lativi, jangan maksa nonton. Kalau maksa nonton, itu kebangetan. Pokoknya anak-anak jam 9 harus sudah tidur. Jangan bangga dengan mengatakan bahwa anaknya cuam bisa tidur selewat jam 10.
Bayangkan kalau imbauan KPI dilaksanakan, hanya menyiarkan yang bernilai saja, televisi isinya pendidikan melulu. Lihat saja, Televisi Pendidikan Indonesia aja nggak bisa bertahan lama dengan konsep itu.. Lagian, kalau ga salah dulu Lativi slogannya sejenis: “siaran yang bernilai”, semacam itu ya?
Kedua, jumlah jam nonton. Satu jam sudah cukup, dua jam, yah .. bolehlah, tetapi yang kita lihat sekarang ini anak-anak sejak bangun sudah menyetel televisi, disuruh mandi males, mandinya sambil kamar mandi dibuka, dan mata mereka tetap ke televisi, makan di depan televisi, disuruh belajar cepet banget, biar bisa balik lagi ke depan tipi. Apalagi dengan siaran sekarangyang hampir 24 jam untuk anak-anak, televisi k abel juga ada yang khusus anak-anak. Memang aman, jadi anak-anak bisa nonton yang sudah dipilihkan, tapi jangan terus-terusan dong .. Milton Chen bilang, jam nonton itu kalau dikumpulkan, jumlahnya setahun sama dengan jam yang dipergunakan untuk belajar dari SD hingga Perguruan Tinggi. Bayangkan ..
Jadi kesimpulannya, stasiun TV harus menyaring acaranya, sehingga ada tayangan anak-anak, ada tayangan dewasa (termasuk sinetron yang bajunya terbuka plus ciuman di mana-mana, sinetron mistik, dan smack down itu). Dan orang tua harus bsa menyaring, anaknya hanya boleh nonton yang mana.
Soalnya film kartun juga ga semuanya bagus. Spongebob, coba, berapa kali dalam sehari. Sampai bosen ngeliatnya. Tapi yang seperti Dora/Diego itu, apalagi Diego, mendidik mencintai alam, cuma sekali ditayangkannya. Avatar, malah cuma dua kali seminggu. Detective Conan, Detective Q, cuma sekali seminggu. Kasihan ya, anak-anak kita?
Dan itu harus semua anak dijaga oleh orang tuanya. Sebab dengan pola nonton seperti sekarang, anak-anak yang nontonnya dijaga juga akan terkena imbasnya. Anak-anak juga jadi lebih ‘kasar’. Bener kan?
*****
Udah ah. Sekarang mau ngebicarain hal yang lain. Di Istana Bogor ada Rusa totol yang cantik itu. Ternyata di rumahku juga ada Rusa totol.
Er, … kucing totol ya? Salah ya? Hihi…
*****
Kok Bioskoptranstv, TheaterTV7, atau Indosiar belum ada yang menyiarkan film “Master and Commander”? Itu film bagus tuh, ambu dari dulu pengen nonton kalau ada tipi yang nyiarin, tetapi sampai sekarang belum ada aja..
*****
Di Reportase TransTV sekitar tgl 21 kemaren kalau ga salah, nontonnya juga lagi di dokter, ada berita di Semarang, ada anak Elang Jawa yang luka. Nampaknya sengaja, apa ditembak atau gimana. Pokoknya sayapnya sampai memar. Ga bisa terbang. Untung ketemu sama pecinta burung dan dibawa ke rumah sakit. Sampai dioperasi segala. Kasian, burung yang gagah (biarpun masih anak-anak) itu sampai ga berdaya.. Sekarang gimana ya nasibnya?
*****
Hihi, ini udah basi. Sesudah Bush pulang, di Pikiran Rakyat mang Ohle bilang gini:
Kebun Raya Bogor dibuka lagi untuk umum
Ada tanaman baru, helipadus mubazirus
^_^
*****
Biasanya anak-anak pengen j adi dokter, insinyur, dll. Tapi beberapa hari yang lalu, setelah kita lagi ngobrol-ngobrol, dan nyampe ke topik amal jariyah, amal yang terus mengalir walau orangnya sudah meninggal. Salah satunya adalah ilmuyang terus dimanfaatkan. Jadi kalau seorang guru mengajarkan sesuatu, selama itu dipake sama anak-anak didiknya, amal akan terus mengalir.
Devina bilang: Ambu, aku pengen jadi guru…
Amin.
*****
Merhatiin nggak adzannya Global TV? Ini udah lama banget, dari sejak Global TV tayang. Gambarnya melukiskan, anak-anak muda yang lagi main basket, yang lagi ngeband, yang lagi main PS, dan mereka semua mendengar suara adzan, lalu meninggalkan semuanya, pergi shalat.
Ini benar-benar menyentuh. Tidak seperti adzan di stasiun TV lainnya, dulu ilustrasinya itu orangtua yang pake baju koko putih pergi shalat ke masjid. Kesannya shalat itu hanya untuk orang tua dan hanya di masjid. Sedang ilustrasi Global TV ini kesannya shalat itu untuk semuanya, dan di mana saja. Itu kan yang harus disampaikan?
Untung sekarang banyak televisi yang sudah mengubah ilustrasi adzannya…
*****
Anak-anak memang cepet belajar. Kemarin Ambu sampai melongo denger omongan Daffa:
Maksudnya mungkin LAN. Ambu tanya, ‘len itu buat apa?’“Mbu, di ruang komputer itu komputernya tambah jadi dua, terus pake ‘len’”
“Biar kalau Nanda ke sini, dan mau main berdua, dia bisa main di komputer satu
lagi dan kita bisa main sama-sama”
Duh, anak kecil udah tau LAN. Emaknya aja tau komputer itu udah mau skripsi..
Dan kalau dilihat-lihat, banyak yang dia kira:
- TV itu pasti berwarna. Nggak ada TV hitam putih dan ukurannya 14 inch
- TV itu (dan alat-alat lain) pasti pakai remote
- Tiap orang pasti punya HP. Dia belum punya karena masih kecil
Wekekekek…
*****
Ambu dan Abah sepakat mendidik anak sama. Ga ada pengistimewaan. Malahan anak laki-laki harus lebih keras, bukan lebih dimanja, karena dia akan jadi pemimpin dalam keluarga kelak. Tidak seperti keluarga tertentu, anak laki-laki diistimewakan karena dia nanti posisinya jadi pemimpin, lha nanti jadinya manja. Sudah ada contoh yang salah ^_^
Dan didukung juga oleh pemerintah. Pemerintah melalui gaji PNS hanya mengakui dua anak saja. Jadi, Daffa tidak diakui anak negara, hihi. Tunjangan anak kan hanya uintuk dua anak. Jadi, secara simbolis, kita bisa bilang ke Daffa: Karena kamu anak laki-laki, harus bekerja lebih keras, apalagi ga ditanggung negara.
Hihi. Meski anak perempuan juga harus berusaha keras, lho, di jaman sekarang seperti ini. Hare gene..
*****
Di Bandung akan ada Buslane. Udah digarisin kuning di Bypass. Tapi garisnya putus-putus, jadi masih boleh dipotong k alau lagi ngga ada bis-nya.
Kenapa buslane namanya? Kenapa di Jakarta Busway? Kenapa harus pake bahasa asing? Kenapa ga pake bahasa sendiri? Karena dalam bahasa Indonesia jadi panjang: Jalan khusus untuk bus.
Kenapa ga pake singkatan? Kan orang Indonesia jago bikin singkatan? Jadi, kamu mau pake apa ke Jatinangor? Pake JKUB. Cieee… Keren kan? *disambit*
*****
Lizamolly sekarang udah ga di Blora lagi! Sekarang ada di Cengkareng! Duh, pengen liat Naomi …
*****
Di lereng gunung Papandayan ada raksasa?
Coba, wartawan Daily Prophet ke sana dan liput! Kali aja ada Hagrid lagi tawar-menawar denagn kumpulan raksasa di sana. Pasti mereka mau membantu melenyapkan Voldemort. Kikikikik…
*****
Ini udah agak basi, tetapi inilah daftar minuman yang pake pengawet. Sekarang memang rada mengkhawatirkan, masa dengan minum sesuatu aja bisa batuk berhari-hari. Ternyata minuman yang iklannya menarik buat anak-anak itu isinya bahan pengawet melulu. Duh! Mending minum air putih aja..
*****
Mau ekstasi tetapi takut ketangkep? Pakai ekstasi yang ini, nggak ada di tes urine. Hihi, nanti Ambu malah ditangkep disangka pengedar, hihi..
*****
Pada musim kemarau ini, banyak tanah yang kering kerontang, belah-belah. Tetapi ternyata itu bukan semata karena panas. Tetapi penggunaan pupuk urea turut membantu pengeringan. Tanah yang diberi pupuk organik tetap hijau padahal nyiramnya sedikit karena airnya kurang.
Siapa sih yang bertanggung jawab? Dulu petani diharuskan pake urea, semakin banyak semakin bagus. Hasilnya kaya sekarang. Trus kita harus menekan harga beras, mesti masukan beras impor. Lha, kita ini kan negara pertanian, kalau petaninya pada miskin miskinlah semuanya. Warisan penjajahan, kalau pegawai negeri itu keren, bajunya bagus, kalau petani itu kotor, bajunga juga kotor, miskin lagi. Padahal petani itu pokok dari kehidupan kita. Jangan diiming-imingi jadi pegawai negeri, nanti siapa yang nanem padi? Sekarang nambah lagi: di mana nanem padi, karena tanahnya dijadiin pabrik…
Kasian ya kita?
*****
Ini udah lama, tetapi Ambu pengen protes. Penulisnya meneliti via internet. Entah cerita yang mana aja. Tetapi kesimpulannya, perempuan dalam cerita anak itu hanya ibu-ibu yang masak di rumah.
Lha, di majalah Bobo udah bertebaran cerita tentang ibu-ibu yang kerja, tentang ibu-ibu yang berusaha sendiri karena ayahnya ga ada apakah karena meninggal atau cerai. Udah ga tabu lagi nyebut-nyebut kata ”mereka bercerai”. Neliti nya kapan, mbak?
*****
Nah yang ini dari blogthing:
Your Birthdate: November 29 |
Your strength: Your vivid imagination Your weakness: Fear of failure Your power color: Coral Your power symbol: Oval Your power month: November |
What'>http://www.blogthings.com/whatdoesyourbirthdatemeanquiz/">What Does Your Birth Date Mean?
0 Comments:
Post a Comment
<< Home