Blognya si Ambu

Saturday, September 27, 2008

F1, Laskar Pelangi, dan melamine

Promotor dan kontraktor GP Singapura sejak jauh-jauh hari sudah memastikan tidak akan ada peristiwa konyol “mati lampu” kala hajatan besar itu dimulai, Jumat ini. Pembalap, kru, dan bos tim F1 percaya betul, “mati lampu” –yang kerap dialami rakyat sebuah negeri kepulauan yang berada tak jauh dari Singapura—tidak akan terjadi di sirkuit jalan raya Singapura.
[Siapa Yang Akan Bersinar di Singapura, KOMPAS Jumat 26 September 2008]
Wekekek! Negara mana ya? Negara kepulauan? Jepang mungkin ya?
*dipentung Jiraiya*

*****

Di halaman iklan bioskop Pikiran Rakyat terpampang iklan besar Laskar Pelangi dengan labelnya: semua umur.

Padahal beberapa hari sebelumnya ada iklan berwarna di KOMPAS dengan labelnya: 12. Keterangannya seperti inilah: Anak di bawah 12 tahun boleh menyaksikan dengan bimbingan orangtua.

Secara logika, mungkin pihak yang berkepentingan merasa, nggak mungkinlah anak di bawah 12 tahun dateng ke bioskop tanpa orangtua, jadi aman. Padahal sekarang udah banyak anak-anak di bawah 12 tahun bergerombol berseliweran di mal-mal tanpa orangtua. Biasanya mereka diantar supir dan dijemput lagi jam sekian, atau ditunggui entah di mana oleh supirnya.

Jadi, di mana pengawasan orang tua?

Ada surat pembaca di Koran Tempo beberapa saat lalu, tentang sekitar 30 anak di bawah umur menonton film Batman terakhir (Dark Night gitu judulnya? Hihi...) dengan hanya 3 orang dewasa. Di mana pengawasannya?

OK, itu film kategori serem untuk anak (dark dan kekerasan). Laskar Pelangi tentu saja tidak bakal ada adegan kekerasan. Tapi, masalahnya, film ini diangkat dari sebuah buku, yang isinya cukup njelimet. Seharusnya ada orangtua yang mendampingi dan memberikan penjelasan mengenai adegan-adegan di film. Biasanya kan anak-anak melihat apa yang tersurat, sedang dibutuhkan orang yang lebih dewasa untuk melihat yang tersirat.

Lebih baik lagi kalau pendampingnya sudah membaca Laskar Pelangi. Jangan sampai anak udah baca, orangtuanya belum baca :P

Btw, kalau nggak salah, entah Riri yang bilang atau Andrea-nya ya, kira-kira begini: jangan kalian melihat kemiskinan kami, lalu jadi ingin membantu. Tapi lihatlah kekuatan dalam diri kami.

Bener itu.

Jangan hanya melihat kemiskinan, lalu bantu dana doang. Ngasih ikan itu sih namanya. Tapi kalau kita mencontoh kekuatan niat mereka, keteguhan niat mereka, itu yang dibutuhkan negara kita sekarang! Kita memang butuh orang-orang kaya untuk mendanai pendidikan, tapi jangan sampai itu membuat anak-anak kita, generasi penerus kita, menjadi malas! Itu yang bahaya!

Kemarin baca di koran, ada cowok punya beberapa adik. Dia bareng adik-adiknya yang cowok jualan kantong keresek di pasar. Adik-adik yang cowok ini udah pada sadar: lebaran bisa makan aja udah untung. Bisa ngasih uang lebih ke nenek aja (orangtuanya udah nggak ada) buat bikin ketupat, udah untung. Kalau ada uang lebih, bisa beli kaos baru.

Tapi si cowok ini masih mikir, karena adik ceweknya pengen dibeliin HP!

*gubraks!*

*****

Beberapa hari lalu, SBY mengadakan acara buka bersama di wilayah … Tasik gitu kalau ga salah? Males buka koran lagi, hihi..

Di koran PR ada beritanya. Dan ada side-story-nya: sempat tersiar pengumuman bahwa sambal dan kolak yang ada dalam dus untuk buka, harap jangan dimakan.

Kenapa?

Tim pemeriksa makanan meragukannya.

Tapi ada juga beberapa orang—mungkin nggak denger pengumuman, mungkin cuek—makan sambal atau kolak itu, dan ternyata nggak apa-apa.

Usut punya usut ternyata, pertama, sambal dikemas dalam plastik panas-panas sehingga ada uap (bhs Sunda: saab). Sedang kolak, santannya tidak tercampur dengan baik sehingga ada kesan busa warna putih di atasnya. Jadi, bukan keadaan makanan yang tidak baik/tak layak makan.

Memang saat ini kan banyak terjadi keracunan, tapi mbok ya tim pemeriksa makanan kepresidenan kok nggak bisa membedakan mana makanan yang beracun dan makanan yang dimasukkan dalam plastik panas-panas ... Profesional nggak sih?

Jadi ingat waktu Presiden (masih mbah Harto) dateng ke Ende dulu, mamih yang kebagian masak, dan mereka harus sudah siap sekian jam sebelum waktu makan sebab akan diteliti oleh tim dokter. Karena suasananya cair, benyak guyon, para dokter memperlihatkan bahwa semua makanan bukan hanya diteliti tapi juga dicicip untuk memastikan keamanannya, dan dengan guyon juga mamih bilang: kalau saya kasih racun, dokter duluan yang mati. Hihi...

Dan terkait dengan masalah sekarang: melamin itu jadiin gelas buat minum susu, bukan diminum! Hihi ..

Baca artikel di KOMPAS, jadi di Cina itu mereka menambah asupan protein dengan cara memasukan melamin. SENGAJA! Ya ampun, masa nggak tau akibat sampingannya?

Dan ribut-ribut penyitaan makanan yang mengandung melamin, biskuit O**O dengan jelas disebutin. Jelas orangtua ribut, wanti-wanti pada anak-anak untuk jangan makan biskuit itu. Produsen O**O itu kelabakan dan muat iklan gede-gede (yang Ambu lihat iklan sehalaman di KOMPAS dan iklan setengah halaman di Pikiran Rakyat, sudah dua hari ini) ”produk ini aman”

Kenapa?

Seperti biasa media masa TIDAK MEMUAT KESELURUHAN berita. Yang disita itu biskuit O**O buatan luar, tentu saja berkaitan dengan susu dari Cina. Biskuit O**O buatan Indonesia itu pakai bahan-bahan dalam negeri. Paling hanya mengandung daging gelondongan, ayam tiren, atau daging oplosan dengan celeng ...
*ditakol*

Tapi karena keburu parno duluan, orangtua melarang anak makan biskuit O**O itu. Duuuh! Para orangtua ini, belajarlah membaca berita dengan baik! Dengan hati-hati! Jangan dengan semangat parno!

Para orangtua yang kelewat parno ini memang makanan empuk buat para penyebar imel hoax, SMS nakut-nakutin, dan sejenisnya.

Dan kenapa juga ada O**O luar?

Karena banyak yang lebih percaya pada kualitas luar negeri! Padahal luar negeri itu kadang namanya aja, isinya sampah doang! Coba, udah ada susu M**O buatan dalam negeri yang harganya lebih murah, tapi sibuk nyari M**O buatan Malaysia. Nyarinya sistem selundupan, bukan di toko resmi. Ya jelas, O**O juga udah ada buatan dalam negerinya, masih nyari buatan luar. Kemarin ada yang ngirim parsel, ada minuman kopi N*****E buatan Malaysia! Ya ampuuun!

Biasanya alasannya adalah: rasanya beda! Ya ampuuuuun lagi!

1 Comments:

  • hwalah mbu, jepang mah jauh singapura. negara kepulauan yang dekat singapura itu filipina :D

    By Anonymous Anonymous, at 7:15 PM  

Post a Comment

<< Home