Blognya si Ambu

Saturday, June 11, 2011

#indonesiajujur Mati dalam Berusaha

Bersumpahlah bahwa kau akan mencari Gunung itu, atau mati dalam berusaha [Wolf Brother - Michelle Paver, 12]




Gyah. Serem banget kedengarannya!


Baiklah. Jadi ceritanya, ada sebuah desa di Jawa Timur, berikut SD-nya. Dan seperti biasa, di bulan Mei ini anak-anak kelas 6-nya UN. Dan terjadilah hal yang tidak biasa.

Guru di sekolah itu, membujuk anak yang cukup pandai untuk membuat contekan untuk rekan-rekannya. Jadilah menyontek massal. Ini hal yang biasa. Tapi si anak cerita pada orangtuanya. Orangtuanya lapor ke Komite Sekolah, Dinas, dan seterusnya. Tapi agak dicuekin. Terendus media, dan meluaslah via media.

Kepsek dan guru terkait dicopot, tapi si ortu dan si anak malah dicacimaki dan diusir dari desa itu.

Berita bisa dilihat di sini berikut lanjutan-lanjutannya.

Jadi ... campur aduk. Antara sedih, miris, marah...

Apa memang kejujuran sekarang sudah benar-benar langka?

Apa memang sekarang yang dipentingkan adalah mencapai tujuan? Dalam hal ini, nilai NEM. Jadi anak-anak, diajari dari kecil, untuk mencapai tujuan, BAGAIMANA pun caranya!

Mau dibawa ke mana negara kita?

Dari dulu Ambu ga pernah nyontek. Bukan kenapa-kenapa, tapi kalau nyontek itu berasa HINA. Berasa nggak bisa mengerjakan. Kalau kita mengerjakan sendiri, berarti kita bisa, kita mampu untuk mengerjakannya. Kalau ga bisa mengerjakannya, ya sudah. Berarti kemampuan kita hanya sampai situ.

Setelah agak besar, baru mengerti akan konsep kejujuran. Dan kemudian, sekarang sedang berusaha menanamkan konsep itu pada anak-anak.

Pertama, jujur. Harus jujur. Terutama dalam hal mengerjakan ujian.

Tapi bagaimana kalau godaan untuk nyontek itu besar? Artinya, kita nggak bisa mengerjakan soal itu?

Maka, yang kedua: harus pintar. Anak-anak sebisanya harus pintar, harus belajar dengan baik. Kalau pintar, maka godaan untuk nyontek dengan sendirinya akan turun.

Lalu, bagaimana kalau kita sudah pintar, tetapi terjadi kasus seperti di atas: kita dipaksa untuk memberi contekan pada orang lain?

Maka yang ketiga: kita harus punya kuasa. Kekuasaan disini bukan berarti kita punya jabatan resmi--walau itu juga bagus--tapi dalam arti, kita mampu untuk bilang TIDAK pada godaan-godaan iblis berwujud manusia di sekitar kita!

Walau negara kita ini penuh dengan godaan iblis berwujud manusia, kita harus bisa bertahan. Biar kita beda dengan orang disekitar, kita harus tetap menang dalam perang seperti itu!

Seperti kata Fa pada Torak. Bersumpahlah bahwa kau akan mencari Gunung itu, atau mati dalam berusaha! Prinsip ini tidak bisa ditawar-tawar lagi!

1 Comments:

  • Like this..
    Terutama bagian yg harus punya kuasa,kebaikan yg lemah pasti kalah oleh keburukan yg kuat,mari kita raih kekuasaan untuk kebaikan tentu saja dgn cara yg jujur :)

    By Anonymous Anonymous, at 10:53 PM  

Post a Comment

<< Home