Kucing dan Kucing
Oke, ini janji ambu pada Zen tentang cerita-cerita kucing XD
Ambu sudah melihara kucing sejak... kapan ya? Sejak inget kali XD
Tapi, dulu masih belum perhatian banget. Pelihara ya pelihara, kasih makan gitu aja. Karena kucing-kucing datang dan pergi. Dan... karena banyak binatang peliharaan yang lain. Hihi.
Saat di Jakarta, masih TK. Cuma seneng ngasih makan pada kucing-kucing lewat.
Trus pindah ke Makassar. Di sini yang jadi pusat perhatian itu ayam. Iya betul, ayam kampung. Waktu dateng ayamnya cuma ada sepasang, pas mau pindah lagi 3 tahun kemudian, ayamnya udah ada 67 ekor. Kebanyakan jantan, dan hobinya bertarung! Karena halaman luas, banyak pohon, ayam-ayam jantan tidur di pohon, ayam betina tidur di kandang sekalian ada sarang untuk bertelurnya. Dan kebanyakan anak-anak yang menetas itu jantan lagi XDD
Kucing-kucing di sini tersisihkan. Tiap kali ngumpulin makanan sisa, trus nanti waktu makan dibagikan di beberapa titik, yang makan selain ayam juga kucing-kucing. Makanan sisa kan ada tulang-tulang juga, bagiannya kucing-kucing. Tapi kucing-kucing di sini, suwer, takut sama ayam! Hihi, ayam-ayamnya galak-galak. Kalau ada yang bilang tokoh pahlawan Sultan Hasanuddin dari Makassar itu Ayam Jantan Dari Timur, di rumah ada banyak Sultan Hasanuddin, galak-galak semuanya. Etapi sama majikannya baik-baik kok XD
Pindah lagi ke Kupang, masih tetap suka mengumpulkan sisa makanan. Bukan cuma untuk kucing-kucing aja, melainkan juga rusa! Iya bener, di Kupang punya rusa sepasang. Rusa jantannya udah tua, rusa betinanya masih kecil banget. Dipelihara karena sepertinya ada yang iseng nembak induknya, padahal anaknya masih kecil banget. Jadi ngasih makannya susu pake dot selama beberapa bulan pertama.
Kucing-kucing juga berkeliaran di sini. Sisa-sisa makanan biasanya suka ditambahin potongan-potongan kangkung, atau apa aja sayurnya, buat rusa, tapi karena ada tulang-tulang, jadilah mereka makan bersama-sama.
Pindah ke Bandung, nggak langsung ke rumah yang sekarang. Sebut saja rumah 1. Rumah dinas. Kakek ngeliat kami anak-anak nggak punya peliharaan, ngasih empat ekor anak kucing yang dipungut dari tempat sampah deket rumah kakek. Empat! Padahal kami kan cuma bertiga. Hihi, yang satu dipelihara bersama.
Yang satu namanya Kurin, jantan, belang (tabby), buntutnya cuma sejempol. Majikannya adikku yang laki. Satu lagi namanya Ipang. Jantan juga, bulunya seperti kue marmer. Dan sepertinya ada turunan angora dikit, soalnya bulunya lebat. Buntutnya panjang dan tebal. Dan... pemalas. Hihi. Yang ini peliharaan ambu. Yang satu lagi, dipelihara adikku yang perempuan. Betina, bulunya juga tabby, tapi badannya kecil. Namanya Miha. Makannya sama banyak, tapi tetap kecil, apa karena cewek, langsing gitu? Hihi. Yang satu lagi, hitam putih seperti sapi, betina juga, tapi hobinya ngeluyur entah ke mana.
Jadi, saat kami semua pindah ke rumah sendiri di Dayeuh Kolot, sebut saja rumah 2, si hitam putih tidak terbawa... Entah dia lagi ke mana...
Di Dayeuh Kolot sekitar tiga tahun. Miha sempet ngelahirin sekali, tapi anak-anaknya mati. Sepertinya ada bekas obat nyamuk di lantai, kena bulu mereka, dan seperti biasa kucing-kucing, bulunya langsung dijilatin. Udah deh, game over... Miha-nya sendiri kemudian hilang entah ke mana.
Ipang juga tak lama kemudian menghilang. Padahal biasanya dia rajin, malam dugem, pagi masuk ke jendela kamar ambu yang baru dibuka. Jadi kalau pagi-pagi ambu buka jendela, yang masuk udara segar dan seekor kucing segar. Dan karena tempat tidur ambu pas di bawah jendela, kalau malem abis ujan, si kucing segar tadi bawa jejak-jejak berlumpur, tepat di sepre ambu. Indahnya dunia XDD
Kurin yang terakhir menghilang. Karena Dayeuh Kolot waktu itu sering banjir, kadang Kurin ga bisa ke mana-mana, terjebak di dalam rumah. Atau, kadang-kadang terjebak di luar rumah. Ga bisa masuk, entah dia ada di mana. Terjebak di luar ini yang suatu hari bikin dia ga pulang-pulang, lamaaaaa banget.
Udah deh...
Kemudian karena anak-anak mulai kuliah, kami pindah lagi. Kali ini di rumah 3. Di sini kami... pelihara ayam lagi. Hihi. Pelihara ayam kampung, mulai dari seekor betina, hitam dan mengerikan (sekarang kalau kebayang, tampangnya seperti Bellatrix Lestrange, hihi). Kucing-kucing datang dan pergi, diberi makan seperti biasa.
Menikah, dan ambu pindah ke rumah 4. Deket sih sama rumah 3. Nah, di sini baru kami punya kucing peliharaan yang bener-bener dipelihara lagi.
Tetangga di ujung jalan ada yang punya kucing. Dia selalu diberi kucing semacam angora begitu oleh saudaranya, tetapi si tetangga ini meliharanya ala kucing kampung. Dilepas begitu saja. Dan karena jantan, jelas-jelas si kucing ini menyebar gen angora-nya ke seluruh kucing betina di kompleks. Hihi. Ada seekor yang namanya Moceng (kemoceng XD) dan dipelihara oleh si tetangga itu juga. Nah, si Moceng suatu ketika punya anak. Karena anak si tetangga sama anakku sepantar, mereka main bersama, maka anak-anak kucing itu dipelihara bersama. Namanya: Harry, James, dan Lily. Wehehehe!
Si James itu kemudian diberikan pada anakku. Karena nama kami semua berawalan huruf 'D': Dudy, Dian, Devina, Diva, Daffa, maka si James namanya berubah jadi Djames. Pemaksaan, hihi. Supaya jadi anggota keluarga juga, ceritanya.
Tapi kemudian namanya entah bagaimana, berubah jadi Mimineyon. Tau lah, gimana. Pokoknya inilah dia:
Nungguin telepon
Siap dimasak XD
Rajin belajar XD
Dalam cerita Harry Potter, James dan Lily meninggal, sedangkan dalam cerita kucing ini, Djames aka Mimineyon yang selamat. Harry sama Lily mati. Hihi.
Mimineyon selama masih menyusu masih bolak-balik dari rumahku ke rumah tetangga, sama juga dengan ibunya, Moceng. Pokoknya kedua kucing itu jadi punya dua rumah. Nah, bagaimana saat Moceng udah hamil lagi?
Emang Mimineyon udah ga nyusu, udah bobo misah. Tapi begitu Moceng ngelahirin, dan ngelahirinnya di lemari anakku dong, coba apa yang dilakukan oleh Mimineyon:
Moceng tidur paling dalem, disusul tiga anaknya, kemudian Mimineyon, kemudian satu anaknya lagi. Hihi. Mimineyon sayang banget sama adiknya, kalau Moceng lagi pergi, menghabiskan jatah makanannya di rumah tetangga misalnya, maka Mimineyon yang jaga. Ngejilatin adik-adiknya. Persis aja emaknya, cuma ga bisa nyusuin aja, soalnya dia jantan XD
Adik-adiknya kemudian entah ke mana, dan Mimineyon juga suatu hari sepertinya entah makan apa, yang jelas dia nggak mau makan, cuma minum doang, perutnya membesar, dan kemudian mati. Huwaaa!
Selama itu kemudian kebiasaan lama berlaku kembali: ngasih makan kucing-kucing ga jelas tiap kali punya makanan sisa. Emang agak susah pengen melihara kucing itu karena Abah ga gitu suka kucing, sedang Daffa ternyata punya bakat asma. Kamar kotor dikit, debu, sesek. Bulu kucing, sesek. Padahal dulunya dia nggak apa-apa, ini dia dulu bobo sama Mimineyon:
Jadi agak susah mau melihara kucing juga. Sampai suatu ketika XD Seekor kucing, kami panggil dia si Emak, ceritanya sudah punya anak yang besar dan sedang hamil juga (jadi dia bakal punya cucu) eh si Emak ini hamil lagi, dan melahirkan. Seperti biasa juga, satu-persatu anaknya hilang dan atau mati. Tinggal satu, yang memang paling menarik perhatian kami karena bentuk tubuhnya aneh!
Kalau kucing ini ikutan audisi jadi anggota SNSD, girlband Korea, jelas belum apa-apa pasti udah ditolak. Soalnya anggota SNSD itu kakinya panjang-panjang, sedang kucing ini kakinya pendek! Banget! Dan di saat kucing-kucing lain mengeong, dia bunyinya cuma: 'Miiiing'.
Aih! Dan dia paling jinak dibanding Emak ataupun anak-anak kucing yang lain. Jadilah dia ditangkap, diberi makan lebih sering dari yang lain, diusel-usel, dipeluk, digigit, eh... XD Pokoknya dia jadi peliharaan kami sekeluarga. Cuma ga boleh masuk rumah aja sama Abah, walau anak-anak tetep bawa dia ke dalam rumah di saat Abah lagi pergi.
Namanya jadi Miming. Walau ternyata sesudah dewasa eongannya sama aja dengan kucing-kucing yang lain. Dan badannya juga tetep proporsional seperti kucing lain. Cuma emang kurang panjang dibanding kucing lain. Bukannya persegi panjang seperti kucing lain, Miming ini cenderung agak bujursangkar XD Dan saat dia mulai menggendut, dia ga gitu keliatan gendut, tapi coba tangkap dan peluk, huwah! Berat dia saat hamil 5 kilo, dan saat ga hamil 4 kilo. Bandingkan dengan emaknya yang paling juga 2-3 kilo XD
Sayangnya, dia nggak bakat hamil dan melahirkan. Hamil pertama, anak-anaknya langsung mati. Hamil kedua, dari 4, tinggal Kuro. Hamil ketiga, juga mati semua saat melahirkan, dan begitu juga hamil keempat...
Yang agak lumayan itu waktu hamil kedua. Masih ada yang tertinggal. Namanya Kuro, karena pas lahir bulunya item banget. Sesudah agak besar, baru ketahuan kalau dia ini hitam belang abu belang coklat, dan dada plus kakinya putih.
Mata Miming itu seperti mata kucing pada umumnya, rada sipit, lha mata Kuro malah bulet!
Dan ... Kuro ini rada cacat. Entah kapan mulainya, soalnya saat umurnya sekitar 2-3 bulan, dia masih lari-lari biasa. Kemudian dia jadi ga bisa naik-naikan, lama-lama jalannya seperti nyeret kaki belakangnya. Seperti nggak napak gitu.
Tapi selain itu, dia sehat. Makannya banyak. Minumnya banyak. Bobonya banyak, dan kesukaannya, begitu Abah pergi, dia mejeng di pintu belakang. Begitu pintu dibuka, dia masuk dan mencari meja kecil tempat naro laptop. Trus bobo di kolongnya, hihi.
Oya, satu lagi, Kuro ini nggak bunyi! Mulutnya membuka dan menutup, seolah sedang mengeong, tapi ga ada suaranya. Kecuali kalau saat tertentu, misalnya ketakutan, akan keluar bunyinya: miuuung!
Asli anak Miming. Miming dulu juga kan bunyinya: miiiiing! XD
Trustrustrus, saat dia bobo, bunyi sekeras apapun nggak akan membangunkannya! Kecuali bunyi keresek/plastik dibuka! Karena dia tahu, saat majikannya membuka bungkus plastik, akan ada sesuatu yang sedang dimakan, misalnya keripik. Hihi. Iya bener, Kuro suka semua yang sedang dimakan majikannya, kecuali yang pedes ya. Tapi kentang goreng, tahu goreng, pisang goreng, pisang biasa yang mentah, segala jenis keripik dan kerupuk. Lupakan teori bahwa kucing itu binatang karnivora! Dia cuma jadi kucing kalau lagi makan besar, yaitu makanan yang disimpen di piringnya: nasi yang diaduk dengan pindang tongkol. Tapi selain itu, makanannya adalah semua makanan majikannya. Hihi.
Tapi, ini juga entah kenapa, Kuro tiba-tiba jadi nggak mau makan. Tiga-empat hari begitu aja. Dan sedihnya, dia harus ditinggal, soalnya ambu mau nginep di rumah mertua. Biasanya kalau nginep ya nginep aja, kan ada yang nungguin rumah dan ngasih dia makan, tapi ya si penunggu ini kan cuma ngasih makan aja, nggak ngusap-ngusap atao gimana gitu. Dan saat ambu pulang dari mertua... Huweeee!
Kuro dikuburkan di bawah semak pandan, kesukaannya untuk bobo selain dari kolong meja laptop...
Kuro tertuduh kasus pengotoran lantai. Bukti terlampir XD
Lagi nenen XD
Kucing aroma pandan
Foto terakhir. Masih sehat, masih suka makan. Huweeee...
Sekarang tinggal Miming. Masih banyak sih kalau kucing liar sih. Tunggu aja tukang sayur datang, pas beli ayam/ikan, kan kita suka minta dibersihin/dipotong-potong, pasti berdatanganlah pasukan kucing. Dari mulai si Emak, si Teteh (kakaknya Miming) trus adik-adik angkatannya Miming yang anehnya nggak ada yang jinak seperti Miming. Mereka mau ditangkap sih, tapi masih pake acara meronta-ronta gitu...
Dan sepertinya Miming udah hamil lagi. Mudah-mudahan saja anaknya bisa bertahan lama...
Ambu sudah melihara kucing sejak... kapan ya? Sejak inget kali XD
Tapi, dulu masih belum perhatian banget. Pelihara ya pelihara, kasih makan gitu aja. Karena kucing-kucing datang dan pergi. Dan... karena banyak binatang peliharaan yang lain. Hihi.
Saat di Jakarta, masih TK. Cuma seneng ngasih makan pada kucing-kucing lewat.
Trus pindah ke Makassar. Di sini yang jadi pusat perhatian itu ayam. Iya betul, ayam kampung. Waktu dateng ayamnya cuma ada sepasang, pas mau pindah lagi 3 tahun kemudian, ayamnya udah ada 67 ekor. Kebanyakan jantan, dan hobinya bertarung! Karena halaman luas, banyak pohon, ayam-ayam jantan tidur di pohon, ayam betina tidur di kandang sekalian ada sarang untuk bertelurnya. Dan kebanyakan anak-anak yang menetas itu jantan lagi XDD
Kucing-kucing di sini tersisihkan. Tiap kali ngumpulin makanan sisa, trus nanti waktu makan dibagikan di beberapa titik, yang makan selain ayam juga kucing-kucing. Makanan sisa kan ada tulang-tulang juga, bagiannya kucing-kucing. Tapi kucing-kucing di sini, suwer, takut sama ayam! Hihi, ayam-ayamnya galak-galak. Kalau ada yang bilang tokoh pahlawan Sultan Hasanuddin dari Makassar itu Ayam Jantan Dari Timur, di rumah ada banyak Sultan Hasanuddin, galak-galak semuanya. Etapi sama majikannya baik-baik kok XD
Pindah lagi ke Kupang, masih tetap suka mengumpulkan sisa makanan. Bukan cuma untuk kucing-kucing aja, melainkan juga rusa! Iya bener, di Kupang punya rusa sepasang. Rusa jantannya udah tua, rusa betinanya masih kecil banget. Dipelihara karena sepertinya ada yang iseng nembak induknya, padahal anaknya masih kecil banget. Jadi ngasih makannya susu pake dot selama beberapa bulan pertama.
Kucing-kucing juga berkeliaran di sini. Sisa-sisa makanan biasanya suka ditambahin potongan-potongan kangkung, atau apa aja sayurnya, buat rusa, tapi karena ada tulang-tulang, jadilah mereka makan bersama-sama.
Pindah ke Bandung, nggak langsung ke rumah yang sekarang. Sebut saja rumah 1. Rumah dinas. Kakek ngeliat kami anak-anak nggak punya peliharaan, ngasih empat ekor anak kucing yang dipungut dari tempat sampah deket rumah kakek. Empat! Padahal kami kan cuma bertiga. Hihi, yang satu dipelihara bersama.
Yang satu namanya Kurin, jantan, belang (tabby), buntutnya cuma sejempol. Majikannya adikku yang laki. Satu lagi namanya Ipang. Jantan juga, bulunya seperti kue marmer. Dan sepertinya ada turunan angora dikit, soalnya bulunya lebat. Buntutnya panjang dan tebal. Dan... pemalas. Hihi. Yang ini peliharaan ambu. Yang satu lagi, dipelihara adikku yang perempuan. Betina, bulunya juga tabby, tapi badannya kecil. Namanya Miha. Makannya sama banyak, tapi tetap kecil, apa karena cewek, langsing gitu? Hihi. Yang satu lagi, hitam putih seperti sapi, betina juga, tapi hobinya ngeluyur entah ke mana.
Jadi, saat kami semua pindah ke rumah sendiri di Dayeuh Kolot, sebut saja rumah 2, si hitam putih tidak terbawa... Entah dia lagi ke mana...
Di Dayeuh Kolot sekitar tiga tahun. Miha sempet ngelahirin sekali, tapi anak-anaknya mati. Sepertinya ada bekas obat nyamuk di lantai, kena bulu mereka, dan seperti biasa kucing-kucing, bulunya langsung dijilatin. Udah deh, game over... Miha-nya sendiri kemudian hilang entah ke mana.
Ipang juga tak lama kemudian menghilang. Padahal biasanya dia rajin, malam dugem, pagi masuk ke jendela kamar ambu yang baru dibuka. Jadi kalau pagi-pagi ambu buka jendela, yang masuk udara segar dan seekor kucing segar. Dan karena tempat tidur ambu pas di bawah jendela, kalau malem abis ujan, si kucing segar tadi bawa jejak-jejak berlumpur, tepat di sepre ambu. Indahnya dunia XDD
Kurin yang terakhir menghilang. Karena Dayeuh Kolot waktu itu sering banjir, kadang Kurin ga bisa ke mana-mana, terjebak di dalam rumah. Atau, kadang-kadang terjebak di luar rumah. Ga bisa masuk, entah dia ada di mana. Terjebak di luar ini yang suatu hari bikin dia ga pulang-pulang, lamaaaaa banget.
Udah deh...
Kemudian karena anak-anak mulai kuliah, kami pindah lagi. Kali ini di rumah 3. Di sini kami... pelihara ayam lagi. Hihi. Pelihara ayam kampung, mulai dari seekor betina, hitam dan mengerikan (sekarang kalau kebayang, tampangnya seperti Bellatrix Lestrange, hihi). Kucing-kucing datang dan pergi, diberi makan seperti biasa.
Menikah, dan ambu pindah ke rumah 4. Deket sih sama rumah 3. Nah, di sini baru kami punya kucing peliharaan yang bener-bener dipelihara lagi.
Tetangga di ujung jalan ada yang punya kucing. Dia selalu diberi kucing semacam angora begitu oleh saudaranya, tetapi si tetangga ini meliharanya ala kucing kampung. Dilepas begitu saja. Dan karena jantan, jelas-jelas si kucing ini menyebar gen angora-nya ke seluruh kucing betina di kompleks. Hihi. Ada seekor yang namanya Moceng (kemoceng XD) dan dipelihara oleh si tetangga itu juga. Nah, si Moceng suatu ketika punya anak. Karena anak si tetangga sama anakku sepantar, mereka main bersama, maka anak-anak kucing itu dipelihara bersama. Namanya: Harry, James, dan Lily. Wehehehe!
Si James itu kemudian diberikan pada anakku. Karena nama kami semua berawalan huruf 'D': Dudy, Dian, Devina, Diva, Daffa, maka si James namanya berubah jadi Djames. Pemaksaan, hihi. Supaya jadi anggota keluarga juga, ceritanya.
Tapi kemudian namanya entah bagaimana, berubah jadi Mimineyon. Tau lah, gimana. Pokoknya inilah dia:
Nungguin telepon
Siap dimasak XD
Rajin belajar XD
Dalam cerita Harry Potter, James dan Lily meninggal, sedangkan dalam cerita kucing ini, Djames aka Mimineyon yang selamat. Harry sama Lily mati. Hihi.
Mimineyon selama masih menyusu masih bolak-balik dari rumahku ke rumah tetangga, sama juga dengan ibunya, Moceng. Pokoknya kedua kucing itu jadi punya dua rumah. Nah, bagaimana saat Moceng udah hamil lagi?
Emang Mimineyon udah ga nyusu, udah bobo misah. Tapi begitu Moceng ngelahirin, dan ngelahirinnya di lemari anakku dong, coba apa yang dilakukan oleh Mimineyon:
Moceng tidur paling dalem, disusul tiga anaknya, kemudian Mimineyon, kemudian satu anaknya lagi. Hihi. Mimineyon sayang banget sama adiknya, kalau Moceng lagi pergi, menghabiskan jatah makanannya di rumah tetangga misalnya, maka Mimineyon yang jaga. Ngejilatin adik-adiknya. Persis aja emaknya, cuma ga bisa nyusuin aja, soalnya dia jantan XD
Adik-adiknya kemudian entah ke mana, dan Mimineyon juga suatu hari sepertinya entah makan apa, yang jelas dia nggak mau makan, cuma minum doang, perutnya membesar, dan kemudian mati. Huwaaa!
Selama itu kemudian kebiasaan lama berlaku kembali: ngasih makan kucing-kucing ga jelas tiap kali punya makanan sisa. Emang agak susah pengen melihara kucing itu karena Abah ga gitu suka kucing, sedang Daffa ternyata punya bakat asma. Kamar kotor dikit, debu, sesek. Bulu kucing, sesek. Padahal dulunya dia nggak apa-apa, ini dia dulu bobo sama Mimineyon:
Jadi agak susah mau melihara kucing juga. Sampai suatu ketika XD Seekor kucing, kami panggil dia si Emak, ceritanya sudah punya anak yang besar dan sedang hamil juga (jadi dia bakal punya cucu) eh si Emak ini hamil lagi, dan melahirkan. Seperti biasa juga, satu-persatu anaknya hilang dan atau mati. Tinggal satu, yang memang paling menarik perhatian kami karena bentuk tubuhnya aneh!
Kalau kucing ini ikutan audisi jadi anggota SNSD, girlband Korea, jelas belum apa-apa pasti udah ditolak. Soalnya anggota SNSD itu kakinya panjang-panjang, sedang kucing ini kakinya pendek! Banget! Dan di saat kucing-kucing lain mengeong, dia bunyinya cuma: 'Miiiing'.
Aih! Dan dia paling jinak dibanding Emak ataupun anak-anak kucing yang lain. Jadilah dia ditangkap, diberi makan lebih sering dari yang lain, diusel-usel, dipeluk, digigit, eh... XD Pokoknya dia jadi peliharaan kami sekeluarga. Cuma ga boleh masuk rumah aja sama Abah, walau anak-anak tetep bawa dia ke dalam rumah di saat Abah lagi pergi.
Namanya jadi Miming. Walau ternyata sesudah dewasa eongannya sama aja dengan kucing-kucing yang lain. Dan badannya juga tetep proporsional seperti kucing lain. Cuma emang kurang panjang dibanding kucing lain. Bukannya persegi panjang seperti kucing lain, Miming ini cenderung agak bujursangkar XD Dan saat dia mulai menggendut, dia ga gitu keliatan gendut, tapi coba tangkap dan peluk, huwah! Berat dia saat hamil 5 kilo, dan saat ga hamil 4 kilo. Bandingkan dengan emaknya yang paling juga 2-3 kilo XD
Sayangnya, dia nggak bakat hamil dan melahirkan. Hamil pertama, anak-anaknya langsung mati. Hamil kedua, dari 4, tinggal Kuro. Hamil ketiga, juga mati semua saat melahirkan, dan begitu juga hamil keempat...
Yang agak lumayan itu waktu hamil kedua. Masih ada yang tertinggal. Namanya Kuro, karena pas lahir bulunya item banget. Sesudah agak besar, baru ketahuan kalau dia ini hitam belang abu belang coklat, dan dada plus kakinya putih.
Mata Miming itu seperti mata kucing pada umumnya, rada sipit, lha mata Kuro malah bulet!
Dan ... Kuro ini rada cacat. Entah kapan mulainya, soalnya saat umurnya sekitar 2-3 bulan, dia masih lari-lari biasa. Kemudian dia jadi ga bisa naik-naikan, lama-lama jalannya seperti nyeret kaki belakangnya. Seperti nggak napak gitu.
Tapi selain itu, dia sehat. Makannya banyak. Minumnya banyak. Bobonya banyak, dan kesukaannya, begitu Abah pergi, dia mejeng di pintu belakang. Begitu pintu dibuka, dia masuk dan mencari meja kecil tempat naro laptop. Trus bobo di kolongnya, hihi.
Oya, satu lagi, Kuro ini nggak bunyi! Mulutnya membuka dan menutup, seolah sedang mengeong, tapi ga ada suaranya. Kecuali kalau saat tertentu, misalnya ketakutan, akan keluar bunyinya: miuuung!
Asli anak Miming. Miming dulu juga kan bunyinya: miiiiing! XD
Trustrustrus, saat dia bobo, bunyi sekeras apapun nggak akan membangunkannya! Kecuali bunyi keresek/plastik dibuka! Karena dia tahu, saat majikannya membuka bungkus plastik, akan ada sesuatu yang sedang dimakan, misalnya keripik. Hihi. Iya bener, Kuro suka semua yang sedang dimakan majikannya, kecuali yang pedes ya. Tapi kentang goreng, tahu goreng, pisang goreng, pisang biasa yang mentah, segala jenis keripik dan kerupuk. Lupakan teori bahwa kucing itu binatang karnivora! Dia cuma jadi kucing kalau lagi makan besar, yaitu makanan yang disimpen di piringnya: nasi yang diaduk dengan pindang tongkol. Tapi selain itu, makanannya adalah semua makanan majikannya. Hihi.
Tapi, ini juga entah kenapa, Kuro tiba-tiba jadi nggak mau makan. Tiga-empat hari begitu aja. Dan sedihnya, dia harus ditinggal, soalnya ambu mau nginep di rumah mertua. Biasanya kalau nginep ya nginep aja, kan ada yang nungguin rumah dan ngasih dia makan, tapi ya si penunggu ini kan cuma ngasih makan aja, nggak ngusap-ngusap atao gimana gitu. Dan saat ambu pulang dari mertua... Huweeee!
Kuro dikuburkan di bawah semak pandan, kesukaannya untuk bobo selain dari kolong meja laptop...
Kuro tertuduh kasus pengotoran lantai. Bukti terlampir XD
Lagi nenen XD
Kucing aroma pandan
Foto terakhir. Masih sehat, masih suka makan. Huweeee...
Sekarang tinggal Miming. Masih banyak sih kalau kucing liar sih. Tunggu aja tukang sayur datang, pas beli ayam/ikan, kan kita suka minta dibersihin/dipotong-potong, pasti berdatanganlah pasukan kucing. Dari mulai si Emak, si Teteh (kakaknya Miming) trus adik-adik angkatannya Miming yang anehnya nggak ada yang jinak seperti Miming. Mereka mau ditangkap sih, tapi masih pake acara meronta-ronta gitu...
Dan sepertinya Miming udah hamil lagi. Mudah-mudahan saja anaknya bisa bertahan lama...
0 Comments:
Post a Comment
<< Home