Blognya si Ambu

Wednesday, December 04, 2013

Doctors




Doctors
Erics Segal
Bantam paperback edition August 1989
678 hlm

Dokter
Erich Segal
alihbahasa Hidayat Saleh
Gramedia Pustaka Utama Februari 2010
848 hlm

Pertama kali lihat buku ini taun entah kapan, berbahasa Indonesia. Begitu mulai mencari, udah enggak ada di pasaran. Nyari-nyari bahasa Inggrisnya, apalagi.

Kemudian sedang iseng lihat-lihat buku-buku lawas di tuiternya @andorbookstore, nemu! Bahasa Inggrisnya. Jadi, pesen, transfer, dan datanglah. Mulai dibaca.

Berbahasa Inggris dan tulisannya kecil-kecil, bikin lama mencerna satu-persatu kalimatnya. Di bab-bab awal memang belum ada kehidupan para dokternya, dokternya masih kecil-kecil, bahkan yang satu baru kenal apa itu penis, hihi. Tapi, segitu aja bikin lama bacanya. Sehari cuma dapet sekitar 50 halaman.

Dan masih iseng lagi berlanjut, nemu akun BukuMoo di FB, yang nawarin buku-buku bekas berbahasa Indonesia, ada! Pesan dan transfer, dapet deh. Ternyata di tahun 2010 buku ini sudah dicetak ulang, dengan kover baru. Ambu kemane aje!

Jadilah sisa halaman diselesaikan dalam bahasa Indonesia. Kalau masih baca bahasa Inggrisnya sih, sepertinya belum selesai sampai sekarang, hihi.

Isinya memang kehidupan para dokter, ditelusuri dari masa kecilnya, latar belakang kenapa seseorang pengen jadi dokter (Barney Livingston pengen jadi dokter karena dokter yang dipanggil saat ayahnya sekarat tidak datang, akibatnya ayahnya meninggal. Belum lagi, tetangganya Dr Castellano seorang dokter. Sementara Laura Castellano ingin jadi dokter karena adiknya Isobel meninggal karena polio. Dan seterusnya--) kehidupan perkuliahan (di mana kulit hitam belum pernah ada yang masuk kedokteran Harvard, tahun ini tahun pertama. Juga mahasiswi kedokteran sangatlah jarang. Tahun ini hanya ada lima orang...) kemudian ke arah mana spesialisasi para lulusan ini beserta liku-likunya...

Bagaimana hubungan Barney dan Laura. Bagaimana pertemanan Barney dan Bennet (kulit hitam satu-satunya). Kebayang, saat Bennet pertama kali menolong persalinan, lancar sekali dia menceritakannya, antusias, sampai melompati meteran parkir XDD sedangkan Laura menghadapi persalinannya yang pertama, huaduh--perfeksionis sekali dia!

Dan, para dokter itu juga menulis! Menulis novel! lirik Muscat-Dunghill, Psychochiatrist, ceruleanday, himura_kyou, mysticahime...

Di Indonesia, salah satu dokter yang menulis novel itu Marga T, dan ambu suka baca buku-bukunya. Banyak tokoh novelnya yang dilukiskan sebagai dokter juga. Lumrah, karena Marga T dokter. Sementara Erich Segal ini enggak. Tapi pelukisannya akan kehidupan perkuliahan, kehidupan pekerjaan, sampai intrik-intrik yang melingkupinya, pas banget!

Trus saat sedang menceritakan masa-masa perkuliahan, tetiba jadi teringat 'Setangkai Edelweiss'. Dari mulai yang enggak bisa konsentrasi karena inget calon istrinya di Jepang (Ito) sementara di Doctors ada Hank Dwyer yang menikah di tahun berikut perkuliahan.

Kemudian, saat anakku nganter abah ke apotek, dia bilang, Bah, beliin painkiller. Generik kok, murah. Disebutinlah namanya. Ternyata kalo udah pusing mumet mikirin pelajaran, itu anak-anak Kedokteran biasa menelan pil entahapanamanya ini. Namanya juga mahasiswa Kedokteran, sudah paham obatnya isi apa. Halah! Jangan sering-sering aja... Dalam Doctors ini juga disebut-sebut, kalau mereka lagi mumet, menelan pil ini, menelan pil itu. Dan salah satu mahasiswanya justru mengatasi mumet dengan... tidur jam sembilan dan bangun jam lima. Hihi, persis bocah SD.

Lalu, di saat-saat akhir baca buku ini, merebaklah berita demo dokter itu... Makin penuh kepala dengan dokter, udah fiksi, sekarang fakta lagi XDD Tetapi sekilas jadi inget kisahnya Seth Lazarus...

Anyway, senang bacanya, walau diawali bahasa Inggris dan diakhiri dengan bahasa Indonesia. Akan dibaca ulang dalam waktu dekat, beneran. Menarik untuk dibaca ulang soalnya.

Dan ada satu kutipan (sebenarnya ada beberapa, tapi yang satu ini ambu hapal letaknya, yang lain masih dicari halamannya XD) yang... miris bacanya:


Linc could not fathom how the nation that had produced such angelic music could also have committed such satanic atrocities [155]


Nanti kalau ketemu kutipan lain, akan ambu tambahkan di sini.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home