Blognya si Ambu

Friday, December 06, 2013

Seraphina


Seraphina
Rachel Hartman
terj. Poppy D Chusfani
Gramedia Pustaka Utama, 2013
544

Ada banyak fiksi menyajikan naga. Dari mulai seri Harry Potter, Hobbit, sampai Eragon. Kebanyakan menyajikan naga sebagai makhluk lain, segolongan dengan binatang.

Seraphina menyajikan komunitas naga sebagai komunitas yang sejajar dengan manusia. Punya kebudayaan, punya bahasa, punya seni perang. Ada negaranya sendiri, dan punya liku-liku hubungan internasional. Ada perangnya, ada perjanjian damainya.

Sebagaimana manusia, bangsa naga dalam Seraphina juga beragam. Ada yang baik hati dan cinta damai, ada yang sangat mencintai pertempuran. Ada yang licik. Ada yang pengecut.

Dari dulu Ambu memandang bangsa naga ini sebagai unggul dari makhluk-makhluk lain. Bahkan, itulah, sulit untuk memandang mereka satu golongan dengan binatang: kucing, anjing, bahkan dinosaurus. Kalau dalam komunitas penyihir, naga itu dinilai memiliki sihir dibandingkan dengan makhluk lainnya.

Dalam Seraphina, naga bisa mengubah diri menjadi manusia, walau ada ciri yang membedakan. Darahnya perak, bukan merah. Ada bau yang khas, yang hanya bisa diendus sesama naga, atau saarantrai (tunggal)/saarantras (jamak) yaitu naga dalam bentuk manusia lainnya.

Pikiran mereka rasional dan matematis. Ha! Tetiba membayangkan naga dengan salam Vulcan, hihi.

Ada kutipan yang Ambu suka sekali:
Naga tidak lagi menimbun harta; undang-undang baru Comonot melarang tindakan itu. Bagi Orma dan generasinya, ilmu pengetahuan itulah harta. Seperti yang dilakukan naga sepanjang zaman, dia menimbunnya, kemudian duduk di atasnya [Seraphina, 149]
Ngebayangin Smaug duduk di atas tumpukan buku... #nyengir
Alkisah, bangsa Naga menandatangani perjanjian damai dengan negara Goredd setelah peperangan, empat puluh tahun lalu. Sejak itu mereka hidup 'damai'. Bangsa naga banyak yang mengubah diri dan tinggal di Goredd. Sudah barang tentu, di Goredd ada Kedutaan untuk Naga, sebagaimana juga kedutaan untuk negara-negara lainnya. Saarantras diwajibkan memakai lonceng kecil di pakaian mereka untuk menandai mereka berbeda dengan manusia biasa.

Karena bentuk manusia itulah, ternyata ada naga bentuk manusia wanita jatuh cinta pada manusia biasa. Mereka menikah. Bagai sinetron, ia tak pernah memberitahu suaminya bahwa ia seekor naga. Hingga ia melahirkan, dan meninggal karenanya. Dan darahnya perak!

Si suami, Claude Dombegh, shock, bergegas pindah kota, menutupi segalanya yang berhubungan dengan kenyataan bahwa  mendiang istrinya naga. Membesarkan anaknya tanpa memberitahu. Tapi masih ada yang menghubungkan si anak, Seraphina, dengan masa lalu: saudara laki-laki ibunya.

Satu lagi, Seraphina kemudian mendapat berbagai visi. Untungnya, visi-visi ini bisa disatukan di sebuah taman di benak Seraphina. Acara mengunjungi 'taman' ini Ambu suka sekali, detail. Kebayang taman yang indah dalam kepala... (OOT: Severus Snape harusnya punya taman ini di dalam benaknya, biar sesekali senyum gitu, jangan marah-marah dan asem melulu #nyengir)

Seraphina juga punya bakat musik yang dahsyat, dan itulah yang membuatnya bisa berada di istana: titel sebagai asisten musik istana. Pekerjaannya membantu Viridius, master musik kerajaan. Ini juga yang membuatnya terlibat dengan intrik-intrik istana, bahkan intrik internasional dan interspesies!

Buku pertama dari Rachel Hartman ini rapi, padahal memakai universe yang sama sekali baru. Tidak menghabiskan kalimat untuk menjelaskan segala sesuatu, mengalir begitu saja. Cinta segitiga, konspirasi internasional-interspesies, pertempuran yang keren *ngebayangin dua naga bertempur itu... sesuatu!* dan taman visi di benak Seraphina!

Covernya juga keren! Padahal ini cover buatan dalam negeri, bukan cover asli, tapi kerasa: beginilah seharusnya cover novel fantasi yang berkisah tentang naga! Pertempuran Naga! Nggak kebayang kalau pake sampul paperback USA atau UK, gambar cewek, kesannya jadi novel romens :p

Menunggu sekuelnya bikin frustasi. Awalnya direncanakan Juni 2014, dan sekarang di Goodreads ada tanggal baru: Maret 2015
*kelepak-kelepakin sayap ke tembok*
*semburin api ke perapian*
HIH!

3 Comments:

  • Jadi tertarik pengen baca setelah baca ulasan singkat ambu XD soalnya di atas disebut kalau bahasanya mengalir, penggambaran universe nye rapi dan ada adegan tempur keren.

    Makasih udah diulas (^-^)/

    Salam,
    Faye Calderonne

    By Anonymous Anonymous, at 12:35 PM  

  • Kenapa reviewnya di blog? Kalo di Goodreads langsung kan, bisa saya like. ><


    Saya setuju semua sama semua yang Ambu-san tulis di sini, pengin nge-like tiap paragraf dan kalimatnya deh! :') Terutama setuju soal deskripsi taman yang detail, kalimat-kalimat yang mengalir, dan pertempuran naga. Seru banget memang, pas bagian Orma vs Imlann. Dan saya memang jadi terlanjur sayang juga sama Orma. :')


    Bahasanya bagus banget, ya. Penerjemahnya juga hebat berarti, bisa menampilkan bahasa indah Mrs. Hartman dalam bahasa Indonesia. Sepanjang baca Seraphina saya merasa kayak nonton film, dan berharap BANGET ini difilmkan. Semoga!!!

    By Blogger fadshaka sanichiyonni, at 6:18 PM  

  • Kalo saya pikir, Seraphina ini memang cerita naga yang terllau romance, makanya di cover asli gambarnya cewek.

    By Blogger Dion Yulianto, at 3:42 PM  

Post a Comment

<< Home