Blognya si Ambu

Tuesday, January 13, 2009

Nocturnal dan Abu Hurairah


NOCTURNAL
Poppy D Chusfani
Gramedia, Jakarta November 2008
256 hlm

Ini buku ketiga-nya Arwen. Masih fantasi, tapi semakin menarik hati. Seperti biasa, kita bicarakan halaman demi halaman. Er ... sinopsisnya yang ada di belakang halaman buku:


Adel tahu ia istimewa. Ia keturunan Nocturnal, manusia setengah kucing, yang memiliki sembilan nyawa. Kehidupannya di Jakarta aman dan tenteram, sampai ia dipanggil ke Adlerland, negara asal ayahnya. Adel yang telah disembunyikan ayahnya selama tujuh belas tahun di Indonesia terpaksa menuruti perintah neneknya, sang Baroness, untuk kembali ke sana. Untuk dilatih dan dipersiapkan menjadi pengganti neneknya, menjadi ketua klan keluarga mereka.
Buyar sudah impian Adel untuk menjadi balerina profesional, karena tuntutan keluarganya tak memungkinkannya memiliki kebebasan. Kehidupan Adel berubah drastis karena beban teramat berat yang harus ditanggungnya: menjadi tonggak yang menjaga keutuhan klan besarnya, serta mencegah kehancuran negara dari ancaman yang terlalu besar untuk ditanganinya sendiri.



OK, kita buka bukunya:

Seperti biasa, penulis merangkaikan pengetahuan yang umum di dunia perkucingan dengan ’kenyataan’ dalam novelnya: kucing punya sembilan nyawa. Hehe, serasa baca FF Ambu yang lalu, yang Hermione itu. Hihi ..

Sedikit demi sedikit dimasukkan perkembangan yang dialami Adel: semakin bisa melihat dalam kegelapan, kalau siang ngantuk, dan seterusnya.

Adel dari Adlerland, klannya Nocturnal. Kalau di Jepang ... klannya Nekomimi. Hehe ... Tapi menambah sedikit pengetahuan, sudah tahu kalau Vampir itu musuhnya Werewolf, ditambah juga manusia kucing sekarang ya? Begitulah, kalau baru baca Twilight—yaiks—dan Nocturnal. Ngomong-ngomong, dulu kan pernah ada gosip kalau Snape itu Vampir kan? Mungkin itu sebabnya dia musuhan dengan Lupin?
*dicelupkan ke dalam Ramuan mendidih dalam kuali*

Hm. Sebenarnya ada juga yang lebih berbahaya dari kaum Vladimir atau Nocturnal. Yaitu ... pak Cahya:


”Jangan sampai Pak Cahya lihat, lo bisa dimutilasi.” [hlm 27]


Hihi ..

Dalam novel ini juga ada beberapa frasa yang kaya’nya nggak akan langsung dimengerti oleh ’generasi sekarang’. Seperti:


”Terus aja ngomong, gue lagi di Timbuktu,” katanya [hlm 29]
Syukurlah kami bukan makhluk yang takut api, pikir Adel, tak seperti para muka pucat di belakang itu. Muka pucat. Ia kedengaran seperti Hiawatha. [hlm 179]


Frasa-frasa itu hanya bisa diungkapkan oleh penggemar Album Walt Disney tahun jadul! *peluk-peluk semua pecinta AWD*

Meski sudah diperingatkan dalam ’Ucapan Terimakasih’ di depan, tapi penasaran juga dengan karakter Johanna aka Yohanna aka Elwen. Ternyata ... ternyata. Eheheh. Nggak akan diceritain, spoiler dong! Baca aja sendiri. Trus, karakter Kania. Kalau yang ini, nggak akan jadi spoiler, kebayang aja Niph lagi jinjit-jinjit pakai tutu ...

Ambu sebenarnya bukan orang yang suka film yang dibuat dari buku. Harry Potter saja, lebih suka baca bukunya dan membiarkan imajinasi berkelana ke sana ke mari. Nonton filmnya hanya untuk meakkeun kapanasaran, kata orang Sunda sih. Tapi untuk buku ini ... kaya’nya keren kalau dibuat filmnya. Terutama latarnya, pemandangannya dan manor-manornya, istananya ... Belum lagi pertunjukkan baletnya. Tapi terbersit juga, kalau di Indonesia, biasanya pemainnya tidak berkenan di hati (kecuali Laskar Pelangi). Gimana kalau dibikin film animasi aja? Tapi jangan animasi model Barbie yang kaku banget itu (ada kan yang tentang penari balet, Nutcracker kalau ga salah ya?) tapi lebih ke model Shrek gitu. Luwes karakternya. Terutama adegan gerakan-gerakan kucingnya. Ayo Arwen, deketin Pixar! Hihi ...


...Cimut yang disayanginya, yang telah dirawatnya sejak kucing itu lahir di
dalam lemari handuk ...[hlm 49]

Mimineyon (alm) lahir di rumah tetangga, tapi adik-adiknya lahir di dalam lemari Devina, huwaaaa ...


”Bahan bakarnya apa?” tanya Adel. ”Spiritus?” [hlm 52]

Hehe. Yang terkenal di keluargaku itu, kalau melihat mobil-mobil seperti mobilnya Mr Bean, biasanya kita menjulukinya: mobil koin. Mobil-mobilan mainan di taman bermain yang jalannya pake koin itu lho! Hihi...


Adel menyesal melihat para wanitanya tak mengenakan rok panjang dan para
lelakinya tak mengenakan rompi wol dan celana selutut, tapi mengenakan pakaian
modern seperti jins dan kaus atau kemeja biasa [hlm 58]

Terbayang seperti ... kaum Hobbits? *peluk-peluk Sam*


”Tiap malam prajurit Nocturnal berpatroli mengelilingi tembok luar,” lanjut
Petri. ”Mereka menunggangi kuda hitam...” [hlm 90]

Yang ini ... seperti 9 Penunggang Kuda Hitam yang mengejar-ngejar cincinnya Frodo ya?


”Siang ini cerah,” kata Felicia, kemudian ia menyalakan sebatang rokok [hlm 110]

Er ... bukannya kucing itu nggak suka rokok ya? Hihi ...


Latihan benak itu berlangsung selama setengah jam lagi ... [hlm 150]

Wkwkwkwk. Kedengarannya seperti ... Harry sedang dilatih Occlumency oleh Severus. Ketahuan deh, waktu Ambu baca buku ini, yang dibayangin malah HarPot ...

Dan adegan yang paling mengharukan, yang paling menguras air mata adalah:


“Karena aku lelaki paling gombal di Adlerland,” kata Felix kemudian, “dan karena kau sang baroness, aku memintamu untuk menjadi pasangan berdansaku di pesta setelah upacara penobatanku. Setuju?”

“Mbeeek!”

Felix menoleh ke belakang, karena yang menjawab pertanyaannya bukan Adel, melainkan domba yang merumput tenang di dekat punggungnya.

“Ya, Sayang, aku juga mencintaimu,” kata Felix kepada domba itu. “Aku hanya meminta Adelia berdansa denganku. Jangan cemburu.” [hlm 251]

Wekekekek!

Dan tahu tidak? Ambu membayangkan adegan ini seperti dalam The Sound of Music, saat Maria dan anak-anak Captain von Trapp memainkan sandiwara boneka, odelei odeleiiii!

Seperti biasa, bukunya Arwen ini cuma cap dari penerbitnya aja 'Teenlit'. Tapi, jauh beda dari isi teenlit yang lain, yang bikin males ngeliatnya juga!



Lalu, saat membaca tentang manusia kucing, sebenarnya teringat ada satu buku yang melukiskan manusia kucing dengan baik, Ledgard oleh WD Yoga. Gambarannya bagus, tidak seperti buku-buku fantasi lain yang makhluk-makhluknya suka asal nyontek bikinannya Tolkien.

Ngoongnya juga pakai acara mendengkur segala, hrrr hrrr ... Pelukisannya juga, mereka berekor. Jadi lebih mirip nekomimi, hihi..

Sayang Ledgard ini dijanjikan akan terbit 8 buku, tapi sampai sekarang--dari tahun 2005--baru terbit satu. Padahal bukunya bagus, plotnya rapi nggak seperti kebanyakan buku fantasi. Ya sudahlah ...





Menyimpang sedikit, oleh-oleh dari Mekkah yang sampai sekarang belum selesai diketik, dekat Mesjidil Haram ada sebuah mesjid, dikenal sebagai Mesjid Kucing. Mesjid ini konon dulunya dibangun oleh Abu Hurairah aka Abdurrahman bin Sakhr Al-Azdi yang dulunya nama aslinya Abdus-Syams. Kenapa ia dipanggil Abu Hurairah? Artinya Bapak Kucing, karena dia suka sekali merawat dan memelihara kucing! Dan dia adalah sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadist dari Rasul, konon sebanyak 5.374 hadist, dengan tingkat hafalan yang luar biasa. Coba lihat di Wiki bahasa Inggris atau bahasa Indonesia.

Jadi, kucing itu pintar menghafal ya?