Dede Kuro
Setahun lebih nggak post di sini, dateng-dateng entrinya begini...
OK, kita mulai dari cerita delapan bulan lalu. Err... mungkin beberapa bulan sebelum itu :P
Seperti biasa, banyak kucing kampung berkeliaran di sekitar rumah. Apalagi saat tukang sayur mangkal. Apalagi kalau tukang sayurnya sedang ngebersihin ikan atau motong-motong ayam. Pasti kucing-kucing itu berpesta.
Ada seekor kucing, saat itu bawa anak dua atau tiga kalau ga salah. Agak jinak. Bisa dipegang, walau dengan menggeram sedikit dan memperlihatkan taring. Tapi, salah satu dari anaknya, bisa ditangkap dan bisa dipegang. Dielus-elus. Walau dia masih memperlihatkan rasa takut.
Anak kucing yang satu itu, bunyinya 'miiing, miiing'. Yasudah, kita beri nama dia Miming. Penampilannya lucu: kakinya pendek! Jarak antara tanah dengan perutnya lebih pendek kalau dibandingkan dengan saudaranya yang lain. Jadinya Miming diolok-olok: dia ga bakalan bisa lulus audisi girlband, karena girlband kakinya langsing dan panjang, sedangkan dia pendek. Hihi.
Lama kelamaan karena dia mudah ditangkap, jadilah peliharaan serumah. Walau ternyata dia betina. Dari dulu orangtua sudah sering ngasih wanti-wanti: kalau pelihara kucing, pelihara yang jantan, biar ga rese banyak anak!
Tapi ambu dan anak-anak udah terlanjur jatuh hati. Jadi, ya... pelihara saja XD
Tubuhnya kemudian tumbuh jadi paling gemuk dibandingkan dengan kucing-kucing lain yang megerumuni tukang-tukang sayur. Apalagi kemudian karena sering kami beri makan nasi+pindang tongkol atau sisa-sisa tulang bekas makanan majikannya, Miming kemudian jadi jarang mau makan makanan mentah.
Lalu Miming puber. Dan sering dugem. Dan hamil!
Padahal kurang apa pendidikan moral dan pendidikan religi sudah kami berikan! #bletags #itukucingmBu! Hihi. Ih, beneran, kalau pas adzan Subuh dan adzan Maghrib, dia selalu ngelayap pergi. Pulang lagi beberapa menit kemudian. Walau dia sedang makan, atau sedang tidur! Jadi kami beri julukan: mungkin pas adzan itu dia pergi ke masjid XDD
Kehamilan ini berakhir failed. Perutnya kempes lagi suatu hari, tapi anaknya nggak ada. Kesimpulan kami, kemungkinan besar dia melahirkan anak-anak tapi mati. Ya sudah, namanya juga kehamilan pertama, umurnya masih muda. Makanya tunda kehamilan! Hihi #dicakar
Beberapa bulan kemudian, Miming hamil lagi. Lahir di rumah, empat ekor. Satu item banget dan gede banget, tiga lagi campuran antara putih dan kuning. Satu persatu yang kuning-putih itu mati. Tinggallah si hitam, si paling kuat di antara keempatnya. Anakku yang kedua memberinya nama Kuro, hitam dalam bahasa Jepang. Sedang anak sulungku memanggilnya Dede. Berasa anak paling kecil aja.
Kuro kemudian tumbuh cacat ternyata. Entah bagaimana, sepertinya dia pernah jatuh dan kejepit, kaki belakangnya tidak bisa menapak dengan sempurna. Jadi jalannya agak ngesot. Walau kalau saat mau diberi makan, dia bisa 'berlari' mendekat, atau bayangkannya: ngesot dengan kecepatan tinggi.
Satu lagi cacatnya: ia jarang mengeong! Dibanding dengan induknya, Miming, yang dulunya mengeong 'miiing' tapi begitu tumbuh dewasa jadi kucing cerewet nan bawel, Kuro sama sekali tidak ada suaranya! Kalau sedang digendong dan ia protes akan sesuatu, pengen dilepas, misalnya, mulutnya akan membuka, membentuk suara meong, tapi ga ada suara yang keluar! Ambu usul, bagaimana kalau Kuro diajari bahasa isyarat aja? #bletags hihi
Cacat-cacat itu justru membuat Kuro makin disayang. Apalagi ternyata ayahnya kemungkinan seekor keturunan angora milik tetangga yang dipeliharanya bagai kucing kampung: dilepas di lingkungan, nggak disimpen dalem rumah seperti layaknya angora. Jadi, bulu Kuro itu lebat dan panjang, seperti angora, tapi pola bulunya seperti kucing kampung, karena setelah besar ketahuan kalau Kuro itu bukan item, tapi belang-belang, lengkap dengan huruf M di jidat. Walau huruf M-nya nggak rapi nulisnya XDD
Karena Abah ga gitu suka kucing, kucing nggak boleh dipelihara di dalam rumah. Bobonya di kardus di teras belakang rumah. Di bawah meja setrikaan. Awalnya satu keranjang berdua, Kuro dan Miming. Lama-lama Kuro jadi besar, dicariin kardus yang besaran. Apalagi ternyata Miming hamil lagi! Jadi Kuro rada dicuekin, ga dikasih nenen, ga dibersihin lagi bulunya. Oya, Kuro ini rada males ngebersihin bulunya, mungkin karena panjang, juga karena dia cacat jadi cepet capek. Paling yang dibersihin kaki-kakinya, udah aja. Biasanya kemudian emaknya, si Miming yang ngebersihin, dijilat dari atas sampai bawah. Haduuuuh, seneng kalau udah liat Miming lagi ngebersihin Kuro! Pake acara berantem-beranteman gitu dulu, abis itu Kuro dibikin tak berdaya--hihi--trus dijilatin dari atas ke bawah. Apalagi kalau udah jilatin buntutnya, iiiih! Gemes! Buntut Kuro itu pendek, dan melingkar-lingkar, jadi bulunya juga muter. Tapi bulu utamanya panjang. Jadi bagaikan seekor tupai, hihi.
Pas Miming hamil lagi, sebisa-bisa Kuro ngebersihin bulu sendiri. Tapi lebih sering berakhir dengan dimandiin di kamar mandi, oleh ambu atau oleh si sulung. Kalau lagi mandi begini, baru keluar deh, suaranya. Miung, miung... Anehnya, dulu Mimineyon atau sekarang Miming, kalau protes dimandiin, selalu ngamuk berusaha untuk kabur, kalau Kuro ini, selalu berusaha untuk naik ke pelukan kita! Seolah berusaha untuk bilang: 'aku takut mandiii, aku ga mau mandiiii, aku pengen dipeluk aja!' Padahal mandinya pake air hangat, lho!
Agak ke sini, si sulung beli hari dryer--iya, ga usah ngetawain, ambu ga punya hair dryer, abis buat apa, rambut cuma secuir gini? hihi--ternyata Kuro suka! Jadi dia mengiung-ngiung berusaha naik ke pelukan kita saat mandi, tapi kalau udah selesai, diandukin, lalu dinyalain hair dryer, iiih, dia keenakan gitu! Menikmati banget! Sampai merem melek gitu! Nggak kabur nggak ngapa-ngapain.
Satu lagi yang paling disuka Kuro adalah bobo di kolong! Kalau abah udah pergi, dan Kuro dimasukin ke rumah, tujuannya adalah meja kecil buat nyimpen laptop. Bobo diiringi suara ketak-ketik, trus diseling digaruk-garuk sama yang lagi browsing internet. Trus, kalau yang make laptop si sulung, dan dia sedang nyetel MV SuJu atau SNSD, dia suka bangun dan nonton! Halah! Mentang-mentang kakinya cacat, jadi suka nonton kaki-kaki jenjang. Hihi.
Satu lagi favoritnya kalau bobo di luar, di taman, kesukaannya adalah bobo di semak pandan! Entah kenapa, padahal banyak semak yang lain, apa karena pandan itu wangi? Jadi kucing aroma pandan dia, mau dibikin roti sama Zen, hihi.
Trus, Kuro juga suka nonton saat ambu lagi nyuci. Dia paling suka mendekat ke mesin cuci, memperhatikan air yang keluar dari mesin, sampe nggak merhatiin bahwa dia duduk terlalu dekat ke selang dan air sudah mulai menggenangi dirinya, hihi. Seneng merhatiin paniknya kucing waktu kena air XD
Soal naluri kucing sebagai pemburu, nampaknya nggak pernah mati. Walau makannya terjamin, tapi dia tetep ngejar-ngejar (iya, dengan kakinya yang cacat itu) kupu-kupu, serangga, anak kodok, dan bersama-sama ngerjain anak burung atau kelelawar yang diburu Miming!
Nah, saat sekitar Kuro 3 bulan, Miming hamil lagi, Kuro ditinggal. Bobonya jauhan. Ga pernah dijilatin lagi bulunya. Ga dikasih nenen. Tapi... saatnya Miming ngelahirin, ga jelas anaknya ke mana! Apakah Miming melahirkan anak dan mati lagi? Sepertinya sih gitu. Jadi, dengan air susu yang berlimpah, dia balik lagi ke Kuro, Kuro dikasih nenen lagi, bulunya dijilatin lagi, bobo berdua, iiiih anget gitu ngeliatin dua gumpalan bulu itu meringkuk! Ya walau bulunya Miming rada tipis, tapi dengan badan segede gitu pasti anget lah, lemaknya memadai XD
Iseng pernah ditimbang: Miming 5 kilo plus kehamilan sekarang, Kuro 2 kilo. Weleh, 7 kilo totalnya, hihi!
Melihat Kuro selalu berjalan terseok-seok, tapi selalu makan dengan lahap, ambu dan anak-anak nggak pernah menduga suatu saat bakal begini akhirnya: dia nggak mau makan sama sekali. Pernah memang dia nggak mau makan, tapi dia masih mau minum susu, dan besoknya udah segar lagi, makan lagi, minum lagi yang banyak. Sekarang nggak. Hari Kamis siang nggak mau makan. Jumat pagi juga. Dikasih susu nggak mau. Air putih aja jarang (Kuro minumnya sering dan banyak banget biasanya).
Tapi Jumat itu ambu harus nginep di rumah mertua, biasa awal puasa. Jadi terpaksa mempercayakan pada penunggu rumah. Biasanya juga nggak apa-apa, cuma ngasih makan aja kok, selebihnya Kuro kan udah bisa sendiri. Apalagi Miming, dia kan sehat walau sekarang sedang hamil lagi gede banget, tapi dia biasa lompat-lompat naik tembok terus ke genteng(ada bekas kolam ikan hias, ada batu-batu dari beton sebagai hiasan bekas air terjun, jadi mudah naik ke tembok untuk kucing sih). Kuro karena cacat, dia ga pernah berhasil naik ke tembok itu, jadi dia nggak pernah meninggalkan taman belakang kecuali kita bawa ke teras depan untuk mandi cahaya matahari dan bersosialisasi XD
Jadi, singkatnya, Jumat sore terpaksa Kuro ditinggal. Sabtu, si penunggu rumah bilang Kuro tetep nggak mau makan. Dan Minggu siang waktu kita pulang... huwaaaa!
Sepertinya dia sedang menuju ke arah semak pandan itu.
Jadi, ya sudah. Ambu bilang ke si emang untuk menguburkan Kuro di dekat semak pandan. Biar dia bobo di tempat yang dia sukai. Di semak pandan. Semak pandan di surga kucing. Bersama Mimineyon...
Foto-foto menyusul ya, ambu kumpulin dulu dari hape...